Singaraja (Antara Bali) - Kadek Suparta Yasa (5) warga Dusun Bubunan, Desa Tinga-Tinga, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu, tewas pukul 11:00 Wita akibat terserang rabies setelah sebelumnya di gigit seekor anjing milik Komang Sulendra.

Orang tua korban Komang Ardika, menyatakan anaknya yang sudah sejak umur tujuh bulan di tinggal sang ibu, tergigit anjing sekitar dua bulan lalu.

"Awalnya saya tidak menduga karena anjing yang menggigit tidak besar. Tapi setelah kami periksakan ke rumah sakit yang terletak di Desa Sulanyah, ternyata dikatakan rabies dan saya tidak mampu membeli obat seharga Rp350 ribu," kata Adrika.

Selain itu, lanjutnya, ada beberapa orang lagi yang diduga terjangkit karena sempat terkena air liur Suparta saat jelang kematiannya.

Dari keterangan sejumlah warga, Suparta sebelum meninggal sempat mengeluarkan air liur yang menyerupai busa serta mengalami kejang dan suhu badannya tinggi.

Di sisi lain, Kepala Desa setempat Putu Dana mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Peternakan.

"Tapi yang saya sayangkan, petugas lapangan dari dinas peternakan sering tidak menepati jadwal dilakukannya vaksinasi anjing milik warga desa," kata Dana.

Setiap kali jadwal vaksinasi anjing, lanjutnya, petugas yang di tunggu warga tidak kunjung datang dan setelah di hubungi, mengaku melakukan vaksinasi di desa lain.

Padahal, desa yang jadwal vaksinasi anjing saat itu harus dilakukan di Desa Tinga-Tinga tapi dilewati petugas yang melakukan vaksinasi di tempat lain, imbuh Dana menegaskan.

Dari keterangan Dana, masih banyak anjing yang diduga terjangkit rabies karena dari sekitar tiga ribu kepala keluarga yang ada, masing-masing memiliki anjing lebih dari dua ekor dirumahnya.

"Bahkan, satu dusun di desa kami yang bernama Juntal sampai saat ini belum pernah tersentuh oleh vaksinasi anjing sementara, warga takut membunuh anjing karena khawatir ada pencuri yang sering masuk desa," papar Dana.

Dana mengharapkan pihak pemerintah Kabupaten Buleleng segera mengambil langkah untuk mengantisipasi kelangkaan vaksin anti rabies yang saat ini sedang berlangsung di Singaraja.

Pasalnya, sebagian besar masyarakat desa yang dipimpinnya memiliki tingkat ekonomi rendah dan mengaku tidak sanggup untuk membeli vaksin seharga Rp350 ribu yang saat ini dijual di beberapa apotik dan rumah sakit swasta yang ada di Buleleng.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010