Denpasar (Antara Bali) - Perum Bulog Divisi Regional Bali memiliki cadangan beras 9.187 ton setelah menerima kiriman beras dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai persediaan pangan nasional dan bisa mencukupi empat bulan ke depan.

"Dalam menghadapi musim kemarau dan Perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru 2015 persediaan beras di daerah pariwisata ini mencukupi dan masyarakat tidak perlu khawatir," kata Kepala Bulog Devisi Regional Bali, Wayan Budita di Denpasar, Kamis.

Bali sebagai daerah tujuan pariwisata terkenal, menjelang akhir tahun sudah dapat dipastikan akan kebanjiran wisatawan dalam maupun luar negeri sehingga memerlukan persediaan makanan, di luar kebutuhan pokok masyarakat setempat.

Sementara petani di sejumlah subak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung kini masih ada yang panen padi, walaupun tidak terlalu besar, sehingga kondisi tersebut bisa menambah jumlah persediaan beras petani, diharapkan tidak terjadi gejolak harga di daerah Bali.

Perdagangan antarpulau beras dari Jawa Timur, Lombok Nusa Tenggara Barat, ke Bali dan sebaliknya lancar sehingga persediaan jenis matadagangan tersebut di pasaran sangat memadai dan tidak terjadi gejolak harga.

Ia mengakui, Bulog Bali tidak banyak membeli beras hasil petani daerah ini, karena harga di pasaran jauh lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp5.800/kg sehingga masyarakat cendrung menjual ke pasaran.

Untuk persediaan pangan yang ditangani Bulog sebagai persediaan nasional di Bali, terpaksa mendatangkan hampir sepenuhnya dari gudang-gudang Bulog yang ada di Jawa Timur dan NTB, daerah yang paling dekat dengan daerah ini.

Kebutuhan untuk stok nasional, Bali memerlukan sekitar 25.000 ton per tahun supaya bisa merealisasikan beras untuk masyarakat miskin sekitar 230 ton dan sejumlah permintaan anggota ABRI, serta persediaan bencana alam. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014