Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar mencatat produksi sumur air di Ibu Kota Provinsi Bali itu turun sekitar 17 persen sebagai dampak musim kering.
"Musim kering saat ini berpengaruh terhadap penurunan debit air dari sumber produksi sumur bor," kata Direktur Utama PDAM Denpasar, Putu Gede Mahaputra di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, di wilayah Denpasar tercatat terdapat 21 unit sumur dalam yang menghasilkan 1.138.605 meter kubik atau sekitar 425 liter per detik hingga Agustus 2014.
Data dari PDAM Denpasar menyebutkan suplai air dari produksi sendiri di Denpasar selama ini selain dari sumur dalam itu, juga bersumber dari air permukaan sungai yakni dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) III Blusung untuk ukuran 700 milimeter dengan jumlah produksi 921.800 meter kubik atau sekitar 344 liter per detik dan ukuran 500 milimeter 434.205 meter kubik atau sekitar 162 liter per detik.
IPA Paket Ayung III Blusung dengan jumlah produksi mencapai 125.740 meter kubik atau 46,95 liter per detik.
Sedangkan IPA Waribang dengan jumlah produksi 484.896 meter kubik atau sekitar 181 liter per detik.
Tak hanya itu, PDAM Denpasar juga membeli produksi dari PDAM daerah lain dengan total 203.718 meter kubik atau sekitar 78,69 liter per detik.
"Sehingga total kapasitas produksi bulan Agustus 2014 mencapai 3.308.964 meter kubik atau 1.237,96 liter per detik," katanya.
Namun jumlah tersebut belum mengimbangi kebutuhan masyarakat di Denpasar yang mencapai sekitar 1.552 liter per detik sehingga masih terjadi defisit sekitar 314 liter per detik.
Total jumlah pelanggan di Denpasar saat ini mencapai sekitar 75.211 orang.
Tak hanya menurunnya produksi air sumur dalam, air permukaan Sungai Ayung juga menurun.
Namun hal itu, kata dia, masih bisa ditanggulangi dengan jalan membendung di daerah Waribang.
"Kami masih bisa menjaga stabilitas genangan air permukaan Sungai Ayung dengan cara membendung. Tetapi itu harus dibagi dengan Subak (irigasi pertanian tradisional Bali)," ucap Mahaputra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Musim kering saat ini berpengaruh terhadap penurunan debit air dari sumber produksi sumur bor," kata Direktur Utama PDAM Denpasar, Putu Gede Mahaputra di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, di wilayah Denpasar tercatat terdapat 21 unit sumur dalam yang menghasilkan 1.138.605 meter kubik atau sekitar 425 liter per detik hingga Agustus 2014.
Data dari PDAM Denpasar menyebutkan suplai air dari produksi sendiri di Denpasar selama ini selain dari sumur dalam itu, juga bersumber dari air permukaan sungai yakni dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) III Blusung untuk ukuran 700 milimeter dengan jumlah produksi 921.800 meter kubik atau sekitar 344 liter per detik dan ukuran 500 milimeter 434.205 meter kubik atau sekitar 162 liter per detik.
IPA Paket Ayung III Blusung dengan jumlah produksi mencapai 125.740 meter kubik atau 46,95 liter per detik.
Sedangkan IPA Waribang dengan jumlah produksi 484.896 meter kubik atau sekitar 181 liter per detik.
Tak hanya itu, PDAM Denpasar juga membeli produksi dari PDAM daerah lain dengan total 203.718 meter kubik atau sekitar 78,69 liter per detik.
"Sehingga total kapasitas produksi bulan Agustus 2014 mencapai 3.308.964 meter kubik atau 1.237,96 liter per detik," katanya.
Namun jumlah tersebut belum mengimbangi kebutuhan masyarakat di Denpasar yang mencapai sekitar 1.552 liter per detik sehingga masih terjadi defisit sekitar 314 liter per detik.
Total jumlah pelanggan di Denpasar saat ini mencapai sekitar 75.211 orang.
Tak hanya menurunnya produksi air sumur dalam, air permukaan Sungai Ayung juga menurun.
Namun hal itu, kata dia, masih bisa ditanggulangi dengan jalan membendung di daerah Waribang.
"Kami masih bisa menjaga stabilitas genangan air permukaan Sungai Ayung dengan cara membendung. Tetapi itu harus dibagi dengan Subak (irigasi pertanian tradisional Bali)," ucap Mahaputra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014