Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor aneka perabot, penerangan dan rumah rancangan khas daerah itu senilai 3,82 juta dolar AS selama bulan Agustus 2014 meningkat 38,27 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 2,76 juta dolar AS.
"Namun perolehan devisa yang cukup besar itu merosot 19,36 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya Juli 2014 mencapai 4,73 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, aneka jenis perabot, penerangan dan rumah itu menembus pasaran mancanegara paling banyak diserap Amerika Serikat yang mencapai 9,81 persen dan menyusul Australia 9,19 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Jepang 5,75 persen, Singapura 1,31 persen, Hong Kong 1,26 persen, Thailand 1,42 persen, Inggris 1,50 persen, Belanda 5,13 persen, Prancis 2,66 persen dan Brazil 2,71 persen.
Sedangkan sisanya 49,44 persen menembus berbagai negara lainnya, karena aneka jenis perabot, penerangan dan rumah khas Bali sangat diminati konsumen luar negeri, ujar Panasunan Siregar.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bali mencatat, perolehan devisa perdagangan ekspor rumah jadi rancangan gaya khas Bali, melonjak drastis hingga mampu menembus angka 1,1 juta dolar AS selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014.
Realisasi perdagangan rumah jadi gaya Pulau Dewata itu mulai pertengahan tahun, sebagai persiapan menyambut perayaan Natalan dan melepas Tahun 2014, tutur Made Suamba, petugas pemasaran sebuah usaha ekspor rumah jadi di Denpasar.
Perdagangan rumah gaya Bali biasa pada awal tahun berkurang, tetapi akan semakin ramai menjelang tutup tahu. Perdagangan rumah jadi banyak dilakukan ke Hawaii, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Panama dan Australia.
Ia menambahkan, selain untuk ekspor rumah jadi dengan berbagai tipe juga banyak diperdagangkan di dalam negeri bahkan kepada pengusaha hotel setempat untuk melengkapi kawasan penginapan yang dimilikinya sebagai daya tarik turis asing.
Usaha ekspor rumah jadi yang pertama di Bali ini memproduksi rekayasa dan pabrik rumah dalam skala besar, memulai dari gaya Bali yakni jenis vila, bungalow dan cottage yang cocok sebagai tempat istirahat yang unik dan sulit dijumpai di luar negeri.
Banyak minat konsumen luar negeri akan rumah "knock down", sehingga banyak tumbuh usaha industri kecil yang memproduksi rumah tipe kecil dan menengah untuk mata dagangan ekspor, disamping memenuhi permintaan konsumen dalam negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Namun perolehan devisa yang cukup besar itu merosot 19,36 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya Juli 2014 mencapai 4,73 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, aneka jenis perabot, penerangan dan rumah itu menembus pasaran mancanegara paling banyak diserap Amerika Serikat yang mencapai 9,81 persen dan menyusul Australia 9,19 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Jepang 5,75 persen, Singapura 1,31 persen, Hong Kong 1,26 persen, Thailand 1,42 persen, Inggris 1,50 persen, Belanda 5,13 persen, Prancis 2,66 persen dan Brazil 2,71 persen.
Sedangkan sisanya 49,44 persen menembus berbagai negara lainnya, karena aneka jenis perabot, penerangan dan rumah khas Bali sangat diminati konsumen luar negeri, ujar Panasunan Siregar.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bali mencatat, perolehan devisa perdagangan ekspor rumah jadi rancangan gaya khas Bali, melonjak drastis hingga mampu menembus angka 1,1 juta dolar AS selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014.
Realisasi perdagangan rumah jadi gaya Pulau Dewata itu mulai pertengahan tahun, sebagai persiapan menyambut perayaan Natalan dan melepas Tahun 2014, tutur Made Suamba, petugas pemasaran sebuah usaha ekspor rumah jadi di Denpasar.
Perdagangan rumah gaya Bali biasa pada awal tahun berkurang, tetapi akan semakin ramai menjelang tutup tahu. Perdagangan rumah jadi banyak dilakukan ke Hawaii, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Panama dan Australia.
Ia menambahkan, selain untuk ekspor rumah jadi dengan berbagai tipe juga banyak diperdagangkan di dalam negeri bahkan kepada pengusaha hotel setempat untuk melengkapi kawasan penginapan yang dimilikinya sebagai daya tarik turis asing.
Usaha ekspor rumah jadi yang pertama di Bali ini memproduksi rekayasa dan pabrik rumah dalam skala besar, memulai dari gaya Bali yakni jenis vila, bungalow dan cottage yang cocok sebagai tempat istirahat yang unik dan sulit dijumpai di luar negeri.
Banyak minat konsumen luar negeri akan rumah "knock down", sehingga banyak tumbuh usaha industri kecil yang memproduksi rumah tipe kecil dan menengah untuk mata dagangan ekspor, disamping memenuhi permintaan konsumen dalam negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014