Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha memerintahkan untuk mempercepat penyelesaian proyek drainase, karena sebentar lagi musim hujan.
"Kalau tenaga manusia tidak mampu, gunakan mesin khususnya untuk mengeruk galian drainase. Jangan sampai hingga musim hujan, proyek ini belum selesai sehingga menyebabkan banjir," katanya, saat mengecek dua proyek drainase di Kota Negara, Jumat.
Selain itu, ia juga mengingatkan rekanan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak, dengan ancaman akan mendapatkan sanksi jika tidak mampu.
Menurutnya, seluruh proyek pemerintah ada masa pengerjaan yang tercantum dalam kontrak kerja, sehingga tidak ada alasan bagi pemborong untuk molor dalam pengerjaannya.
"Kualitas proyek juga harus diperhatikan, jangan dengan alasan mengejar batas masa pengerjaan, lalu pengerjaannya asal-asalan. Pengerjaan yang asal-asalan bisa menjadi beban bagi anggaran pemerintah, karena proyek yang dibuat akan rusak sebelum waktunya," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Jembrana, I Nyoman Partika mengatakan, perbaikan drainase di wilayah Kelurahan Dauhwaru menghabiskan dana Rp99 juta, sementara di Kelurahan Lelateng Rp192 juta.
"Untuk yang di Kelurahan Lelateng, selain drainase, juga dibuat sistem saluran air untuk penanggulangan banjir," katanya.
Selain proyek drainase, Artha juga mengecek perbaikan jalan di Kelurahan Dauhwaru, yang dibiayai dana dari APBD Jembrana sebesar Rp400 juta.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kalau tenaga manusia tidak mampu, gunakan mesin khususnya untuk mengeruk galian drainase. Jangan sampai hingga musim hujan, proyek ini belum selesai sehingga menyebabkan banjir," katanya, saat mengecek dua proyek drainase di Kota Negara, Jumat.
Selain itu, ia juga mengingatkan rekanan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak, dengan ancaman akan mendapatkan sanksi jika tidak mampu.
Menurutnya, seluruh proyek pemerintah ada masa pengerjaan yang tercantum dalam kontrak kerja, sehingga tidak ada alasan bagi pemborong untuk molor dalam pengerjaannya.
"Kualitas proyek juga harus diperhatikan, jangan dengan alasan mengejar batas masa pengerjaan, lalu pengerjaannya asal-asalan. Pengerjaan yang asal-asalan bisa menjadi beban bagi anggaran pemerintah, karena proyek yang dibuat akan rusak sebelum waktunya," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Jembrana, I Nyoman Partika mengatakan, perbaikan drainase di wilayah Kelurahan Dauhwaru menghabiskan dana Rp99 juta, sementara di Kelurahan Lelateng Rp192 juta.
"Untuk yang di Kelurahan Lelateng, selain drainase, juga dibuat sistem saluran air untuk penanggulangan banjir," katanya.
Selain proyek drainase, Artha juga mengecek perbaikan jalan di Kelurahan Dauhwaru, yang dibiayai dana dari APBD Jembrana sebesar Rp400 juta.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014