Makassar (Antara Bali) - Direktur Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Muhammad Akbar mengatakan tingkat kebocoran dalam saluran air kepada pelanggan mencapai 38 persen dari jumlah pelanggan mencapai 180 ribu sambungan.
"Secara bertahap kami berupaya menekan tingkat kebocoran di pelanggan, di antaranya dengan pemeliharaan saluran pipa air dan penggantian meteran pada pelanggan," kata Akbar saat menerima kunjungan Dirut PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra dan rombongan wartawan di Makassar, Jumat.
Ia mengakui kobocoran air tersebut di antaranya disebabkan oleh pipa saluran yang sudah cukup tua. Bahkan ada saluran pipa peninggalan zaman Belanda.
"Pipa yang sudah berumur tersebut sebagian besar mengaliri daerah strategis, sehingga jika melakukan penggantian misalnya, harus memerlukan waktu cukup lama. Langkah yang kami lakukan adalah dengan pengawasan dan pemeliharaan secara rutinitas," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya tidak menampik adanya warga melakukan pelanggaran dalam memanfaatkan air tersebut. Contohnya mereka melakukan pencurian dengan cara mengambil air sebelum meteran.
"Angka pelanggaran sudah dilakukan penekanan secara maksimal, antara lain dengan melakukan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga tindakan melawan hukum secara perlahan-lahan mereka sadar," kata pria asal Kabupaten Buleleng itu.
Akbar menyatakan saat ini daftar tunggu calon pelanggan cukup banyak mencapai 7.000 sambungan. Namun secara bertahap pihaknya sudah melakukan penyambungan atas permintaan masyarakat.
"Penyambungan secara bertahap kami lakukan dalam upaya memenuhi permintaan dari calon pelanggan. Daftar tunggu pasti selalu ada karena laju pertumbuhan pemukiman setiap saat ada peningkatan. Jadi masyarakat yang membutuhkan sambungan PDAM pasti bertambah," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra mengatakan tingkat kobocoran sekitar 30 persen, hal itu disebabkan ada pipa saluran air yang boleh dikatakan cukup lama.
"Kami juga tingkat kebocoran disebabkan salah satunya karena saluran pipa yang berumur. Ada pipa yang umurnya mencapai 50 tahun. Itu terpasang di Jalan Nangka dan sekitarnya," katanya.
Mahaputra mengakui saat ini pelayanan PDAM Denpasar ada wilayah yang belum bisa melayani 24 jam, karena keterbatasan produksi air.
"Antara produksi dengan kebutuhan masyarakat pelanggan belum ada keseimbangan, maka sistem bergilir dilakukan. Bahkan kami juga membeli air dari PDAM Kabupaten Badung," katanya.
Mahaputra lebih lanjut mengatakan saat ini pelanggan PDAM mencapai 75.000 pelanggan yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Denpasar Utara, Timur, Selatan dan Kecamatan Denpasar Barat.
"Untuk wilayah Denpasar Barat kami belum bisa melayani 24 jam, karena jika dipaksakan untuk saluran ke daerah tersebut maka daerah lain belum mendapatkan air bersih," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Secara bertahap kami berupaya menekan tingkat kebocoran di pelanggan, di antaranya dengan pemeliharaan saluran pipa air dan penggantian meteran pada pelanggan," kata Akbar saat menerima kunjungan Dirut PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra dan rombongan wartawan di Makassar, Jumat.
Ia mengakui kobocoran air tersebut di antaranya disebabkan oleh pipa saluran yang sudah cukup tua. Bahkan ada saluran pipa peninggalan zaman Belanda.
"Pipa yang sudah berumur tersebut sebagian besar mengaliri daerah strategis, sehingga jika melakukan penggantian misalnya, harus memerlukan waktu cukup lama. Langkah yang kami lakukan adalah dengan pengawasan dan pemeliharaan secara rutinitas," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya tidak menampik adanya warga melakukan pelanggaran dalam memanfaatkan air tersebut. Contohnya mereka melakukan pencurian dengan cara mengambil air sebelum meteran.
"Angka pelanggaran sudah dilakukan penekanan secara maksimal, antara lain dengan melakukan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga tindakan melawan hukum secara perlahan-lahan mereka sadar," kata pria asal Kabupaten Buleleng itu.
Akbar menyatakan saat ini daftar tunggu calon pelanggan cukup banyak mencapai 7.000 sambungan. Namun secara bertahap pihaknya sudah melakukan penyambungan atas permintaan masyarakat.
"Penyambungan secara bertahap kami lakukan dalam upaya memenuhi permintaan dari calon pelanggan. Daftar tunggu pasti selalu ada karena laju pertumbuhan pemukiman setiap saat ada peningkatan. Jadi masyarakat yang membutuhkan sambungan PDAM pasti bertambah," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra mengatakan tingkat kobocoran sekitar 30 persen, hal itu disebabkan ada pipa saluran air yang boleh dikatakan cukup lama.
"Kami juga tingkat kebocoran disebabkan salah satunya karena saluran pipa yang berumur. Ada pipa yang umurnya mencapai 50 tahun. Itu terpasang di Jalan Nangka dan sekitarnya," katanya.
Mahaputra mengakui saat ini pelayanan PDAM Denpasar ada wilayah yang belum bisa melayani 24 jam, karena keterbatasan produksi air.
"Antara produksi dengan kebutuhan masyarakat pelanggan belum ada keseimbangan, maka sistem bergilir dilakukan. Bahkan kami juga membeli air dari PDAM Kabupaten Badung," katanya.
Mahaputra lebih lanjut mengatakan saat ini pelanggan PDAM mencapai 75.000 pelanggan yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Denpasar Utara, Timur, Selatan dan Kecamatan Denpasar Barat.
"Untuk wilayah Denpasar Barat kami belum bisa melayani 24 jam, karena jika dipaksakan untuk saluran ke daerah tersebut maka daerah lain belum mendapatkan air bersih," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014