Singaraja (Antara Bali) - Sejumlah warga di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, masih ada yang melakukan aksi penolakan terhadap keberadaan "Bali International Flight Academy" (BIFA) di daerah itu.
Salah satu pembina BIFA I Wayan Selamat kepada wartawan saat menghadiri acara wisuda 15 lulusan BIFA yang berlangsung di rumah jabatan Bupati Buleleng di Singaraja, Sabtu, mengakui masih adanya penolakan tersebut.
Dia mengatakan bahwa aksi penolakan itu terlihat dari adanya pencurian lampu penerangan dan aksi coret-coret lapangan milik BIFA. Aksi tersebut diakui masih berlangsung sampai saat ini di areal milik BIFA itu.
Pesiunan polisi itu mengatakan bahwa masalah itu sempat menjadi perhatian Bupati Buleleng Putu Bagiada yang ikut menanyakan terkait dengan kondisi serta aksi penolakan tersebut.
"Tiap kali lampu itu diganti, pasti tidak bertahan lama. Bukan putus atau rusak, tapi hilang dan kadang pecah," ujar Selamat.
Mengenai langkah selanjutnya dari pengelola BIFA, mengatakan bahwa hal itu masih dalam pembahasan dan atau pembicaraan di internal pengelola.
Ia hanya menjelaskan bahwa akan ada proses pelebaran areal BIFA yang diperkirakan akan dilaksanakan pada 2012.
Dikatakan, pelebaran tersebut diperkirakan hingga pesisir pantai yang berada di sebelah utara posisi areal BIFA saat ini.
"Jika nanti sudah terintegritasi, akan ada portal yang bisa dibuka tutup untuk antisipasi pengamanan di kawasan BIFA," ujarnya.
Sementara itu, dari 21 mahasiswa yang mengikuti pendidikan di BIFA, hanya 15 orang yang bisa dilantik menjadi wisudawan dan enam orang belum bisa dinyatakan lulus. Dari mahasiswa yang sudah dilantik, diakui tidak satu pun yang berasal dari Buleleng.
Acara wisuda tersebut juga dihadiri oleh pimpinan BIFA Robby Djohan dan Bupati Buleleng selaku tuan rumah.
Terkait rumah jabatan yang digunakan sebagai tempat wisuda, Kabag Humas Pemkab Buleleng Gede Gunawan AP mengatakan hal tersebut memang pertama kalinya berlangsung.
Menurutnya, pihak BIFA sudah banyak memberikan kontribusi kepada Kabupaten Buleleng sejak keberadaannya di kawasan Sumberkima.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Salah satu pembina BIFA I Wayan Selamat kepada wartawan saat menghadiri acara wisuda 15 lulusan BIFA yang berlangsung di rumah jabatan Bupati Buleleng di Singaraja, Sabtu, mengakui masih adanya penolakan tersebut.
Dia mengatakan bahwa aksi penolakan itu terlihat dari adanya pencurian lampu penerangan dan aksi coret-coret lapangan milik BIFA. Aksi tersebut diakui masih berlangsung sampai saat ini di areal milik BIFA itu.
Pesiunan polisi itu mengatakan bahwa masalah itu sempat menjadi perhatian Bupati Buleleng Putu Bagiada yang ikut menanyakan terkait dengan kondisi serta aksi penolakan tersebut.
"Tiap kali lampu itu diganti, pasti tidak bertahan lama. Bukan putus atau rusak, tapi hilang dan kadang pecah," ujar Selamat.
Mengenai langkah selanjutnya dari pengelola BIFA, mengatakan bahwa hal itu masih dalam pembahasan dan atau pembicaraan di internal pengelola.
Ia hanya menjelaskan bahwa akan ada proses pelebaran areal BIFA yang diperkirakan akan dilaksanakan pada 2012.
Dikatakan, pelebaran tersebut diperkirakan hingga pesisir pantai yang berada di sebelah utara posisi areal BIFA saat ini.
"Jika nanti sudah terintegritasi, akan ada portal yang bisa dibuka tutup untuk antisipasi pengamanan di kawasan BIFA," ujarnya.
Sementara itu, dari 21 mahasiswa yang mengikuti pendidikan di BIFA, hanya 15 orang yang bisa dilantik menjadi wisudawan dan enam orang belum bisa dinyatakan lulus. Dari mahasiswa yang sudah dilantik, diakui tidak satu pun yang berasal dari Buleleng.
Acara wisuda tersebut juga dihadiri oleh pimpinan BIFA Robby Djohan dan Bupati Buleleng selaku tuan rumah.
Terkait rumah jabatan yang digunakan sebagai tempat wisuda, Kabag Humas Pemkab Buleleng Gede Gunawan AP mengatakan hal tersebut memang pertama kalinya berlangsung.
Menurutnya, pihak BIFA sudah banyak memberikan kontribusi kepada Kabupaten Buleleng sejak keberadaannya di kawasan Sumberkima.(*)
Editor : Masuki
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010