Jakarta (Antara Bali) - Pada peringatan Hari Veteran Nasional 2014,
Senin ini, Presiden Susilo Yudhoyono meminta kepada Joko Widodo bila
menjadi presiden nanti, memastikan kedaulatan Indonesia tidak diganggu
pihak manapun.
Pada
acara di Balai Sarbini itu --juga dikenal sebagai Gedung Veteran--
Yudhoyono mengatakan, Indonesia harus maju dan berkembang menjadi negara
yang kuat dan tetap memiliki kedaulatan atas wilayahnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan sebelum mengambil setiap keputusan politik yang menyatakan perang, maka para pemimpin politik harus menghitung secara cermat konsekuensi dari keputusan itu.
"Perang adalah jalan terakhir. Kalau memang cara politik dan diplomasi tidak bisa selesaikan masalah, bagi Indonesia maka perang harus dilaksanakan. Jika kedaulatan NKRI kapanpun oleh pemimpin dan rakyat Indonesia adalah harga mati," tegasnya.
Selain banyak anggota Legiun Veteran Indonesia, hadir juga Ketua LVRI, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Rais Abin, Ibu Negara Ani Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, dan para pejabat lain. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Tahun 2045 mendatang, 100 tahun
kemerdekaan Indonesia, kita ingin Indonesia yang menjadi negara yang
kuat dan maju, politik kuat, ekonomi kuat, pertahanan kuat, bagaimanapun
kekuatan pertahanan harus kita jaga, keutuhan NKRI adalah harga mati,"
kata Yudhoyono.
"Hadir hari ini Bapak Jokowi, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, tetapi jika bapak ditakdirkan jadi pemimpin Indonesia, harapan veteran dan rakyat Indonesia kita ingin kedaulatan dijaga tidak boleh siapapun mengganggu kedaulatan kita," kata Yudhoyono.
"Hadir hari ini Bapak Jokowi, kita menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi, tetapi jika bapak ditakdirkan jadi pemimpin Indonesia, harapan veteran dan rakyat Indonesia kita ingin kedaulatan dijaga tidak boleh siapapun mengganggu kedaulatan kita," kata Yudhoyono.
Selain itu, dia juga mengingatkan sebelum mengambil setiap keputusan politik yang menyatakan perang, maka para pemimpin politik harus menghitung secara cermat konsekuensi dari keputusan itu.
"Perang adalah jalan terakhir. Kalau memang cara politik dan diplomasi tidak bisa selesaikan masalah, bagi Indonesia maka perang harus dilaksanakan. Jika kedaulatan NKRI kapanpun oleh pemimpin dan rakyat Indonesia adalah harga mati," tegasnya.
Selain banyak anggota Legiun Veteran Indonesia, hadir juga Ketua LVRI, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Rais Abin, Ibu Negara Ani Yudhoyono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman, dan para pejabat lain. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014