Negara (Antara Bali) - Polres Jembrana melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, untuk menangkal masuknya paham Islamic State of Irak and Sham (ISIS) ke daerah ini.
Ketua MUI Jembrana, H. Muhammad Zaki, saat menjadi salah satu narasumber dalam pembekalan terkait ISIS kepada Babinkamtibmas dan anggota intelejen Polres Jembrana, Kamis mengatakan, kelompok separatis tersebut akan memecah belah NKRI jika sampai masuk ke negara ini.
Karena itu, ia minta, aparat kepolisian hingga tingkatan terbawah untuk mewaspadai dan memantau gerakan kelompok ini, apalagi ia mendapatkan informasi, ada warga Indonesia yang menjadi anggota ISIS meskipun masih berada di luar negeri.
"Kita harus tangkal bersama-sama, jangan sampai kelompok ini membentuk jaringan di Indonesia, lewat warga kita yang bergabung dengan mereka di luar negeri," kata pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana ini.
Dari sisi MUI ia berjanji, untuk melakukan sosialisasi bahaya paham ISIS dalam setiap kegiatan keagamaan, dengan melibatkan ulama lainnya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan ulama, dalam setiap ceramahnya untuk menyelipkan bahaya paham ISIS, karena sudah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Yang paling bahaya, paham ini bisa membuat Indonesia terpecah belah," ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada anggota maupun simpatisan ISI yang menyebarkan ideologi mereka, baik ke individu maupun lewat pesantren di Jembrana.
Dari beberapa kelompok masyarakat, ia mengatakan, warga di pedesaan dengan pengetahuan agama yang minim, rawan terkena indoktrinasi kelompok ini.
"Umat yang pengetahuannya tentang agama Islam masih minim, rentan didoktrin untuk melakukan jihad. Padahal dalam pemahaman Islam yang utuh, hal itu belum tentu benar," katanya.
Terkait penyebaran di pedesaan ini, ia minta, Babinkamtibmas dan intelejen untuk terus melakukan pengawasan.
Kapolres Jembrana, AKBP Harry Hariyadi mengatakan, untuk menangkal masuknya ISIS, ia perintahkan Babibkamtibmas untuk sosialisasi kepada masyarakat, termasuk mengikuti kegiatan keagamaan di wilayah masing-masing.
"Kami juga minta bantuan masyarakat, jika ada warga pendatang yang mengumpulkan pengikut dengan doktrin kekerasan untuk melapor ke Babinkamtibmas setempat," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014