Denpasar (Antara Bali) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia akan fokus pada sosialisasi kesehatan reproduksi dan seksual guna menekan angka kematian ibu dan anak dengan membekali anak-anak dan generasi muda.
"Program kegiatan kami masih memfokuskan pada sosialisasi kesehatan reproduksi dan seksual kepada anak-anak dan generasi muda," ujar Ketua Pengurus Daerah PKBI Bali Prof Dr Nyoman Mangku Karmaya disela-sela Musda PKBI di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, dua hal penting itu perlu ditanamkan sejak dini sebab itu merupakan bagian sentral kesehatan umum manusia, yang sangat berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda yang sehat dan berkualitas.
Seperti diketahui, masa depan generasi muda bangsa sangat ditentukan bagaimana kondisi kesehatan reproduksi orang tua dalam hal ini para ibu yang melahirkan mereka.
"Kita lihat bagaimana kalau kondisi sang ibu sakit atau menderita HIV, tentunya si anak juga akan menanggung penyakit tersebut," ujar Karmaya.
Karena itu kesehatan ibu sangat penting dan harus diketahui oleh anak anak dan remaja.
"Masalah ini menjadi perhatian kami sebab sangat menentukan ketahanan negara dan kualitas suatu bangsa," ucapnya.
Dalam musda kali ini selain membahas berbagai program kerja juga melaksanakan pemilihan kepengurusan baru periode dua tahun mendatang.
Anak-anak dan remaja, katanya, memerlukan bimbingan para orang tua mereka agar bisa mempersiapkan diri dengan baik seperti menghindari hal perbuatan yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka.
"Kami terus mebimbing mereka agar bisa lebih berdaya dan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kedewasan yang matang," katanya menegaskan.
Menurut dia, salah satu yang ditekankan, misalnya terkait bahaya perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja.
Dari data yang masuk di PKBI Bali, menunjukkan fakta bahwa sebagian besar generasi muda mulai umur 15 sampai 29 tahun atau sekitar 50 persen, mereka sudah mengerti kegiatan seksual.
"Ada beberapa yang sudah melakukan kegiatan seksual dengan pasangannya bahkan berganti-ganti pasangan," katanya prihatin.
Terhadap kelompok risiko tinggi seperti itu, pihaknya selalu melakukan pendampingan dan sosialisasi agar mereka bisa mengurangi kegiatan yang berisiko tinggi seperti berganti pasangan. Sebab hal itu bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi para wanita yang akan mengandung anak sebagai calon generasi bangsa.
"Kami terus ingatkan khusus untuk mereka yang tidak kuat untuk tidak melakukan aktivitas seksual dengan satu pasangan, seperti pergi ke tempat prostitusi agar melindungi diri dengan memakai alat pelindung seperti kondom," kata Karmaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Program kegiatan kami masih memfokuskan pada sosialisasi kesehatan reproduksi dan seksual kepada anak-anak dan generasi muda," ujar Ketua Pengurus Daerah PKBI Bali Prof Dr Nyoman Mangku Karmaya disela-sela Musda PKBI di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, dua hal penting itu perlu ditanamkan sejak dini sebab itu merupakan bagian sentral kesehatan umum manusia, yang sangat berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda yang sehat dan berkualitas.
Seperti diketahui, masa depan generasi muda bangsa sangat ditentukan bagaimana kondisi kesehatan reproduksi orang tua dalam hal ini para ibu yang melahirkan mereka.
"Kita lihat bagaimana kalau kondisi sang ibu sakit atau menderita HIV, tentunya si anak juga akan menanggung penyakit tersebut," ujar Karmaya.
Karena itu kesehatan ibu sangat penting dan harus diketahui oleh anak anak dan remaja.
"Masalah ini menjadi perhatian kami sebab sangat menentukan ketahanan negara dan kualitas suatu bangsa," ucapnya.
Dalam musda kali ini selain membahas berbagai program kerja juga melaksanakan pemilihan kepengurusan baru periode dua tahun mendatang.
Anak-anak dan remaja, katanya, memerlukan bimbingan para orang tua mereka agar bisa mempersiapkan diri dengan baik seperti menghindari hal perbuatan yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan mereka.
"Kami terus mebimbing mereka agar bisa lebih berdaya dan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk mencapai tingkat kedewasan yang matang," katanya menegaskan.
Menurut dia, salah satu yang ditekankan, misalnya terkait bahaya perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja.
Dari data yang masuk di PKBI Bali, menunjukkan fakta bahwa sebagian besar generasi muda mulai umur 15 sampai 29 tahun atau sekitar 50 persen, mereka sudah mengerti kegiatan seksual.
"Ada beberapa yang sudah melakukan kegiatan seksual dengan pasangannya bahkan berganti-ganti pasangan," katanya prihatin.
Terhadap kelompok risiko tinggi seperti itu, pihaknya selalu melakukan pendampingan dan sosialisasi agar mereka bisa mengurangi kegiatan yang berisiko tinggi seperti berganti pasangan. Sebab hal itu bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi para wanita yang akan mengandung anak sebagai calon generasi bangsa.
"Kami terus ingatkan khusus untuk mereka yang tidak kuat untuk tidak melakukan aktivitas seksual dengan satu pasangan, seperti pergi ke tempat prostitusi agar melindungi diri dengan memakai alat pelindung seperti kondom," kata Karmaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010