Denpasar (Antara Bali) - Pemilihan umum presiden dan wakil presiden sudah selesai, bahkan sejumlah lembaga survei independen telah mengumumkan hasilnya melalui hitung cepat. Namun demikian, masyarakat harus sabar menunggu hasil resmi penghitungan dari KPU untuk penetapan presiden dan wakil presiden yang baru.
Hasil hitung cepat (quick count) tersebut belum bisa sepenuhnya dijadikan acuan untuk menentukan siapa pemenang dari kedua kandidiat capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua.
Hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei independen menyebutkan pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla mengungguli lawannya Prabowo-Hatta.
Pengamat sosial dan politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stispol) Wirabakti Denpasar, Drs Gusti Bagus Made Wiradharma Msi mengatakan lembaga survei independen tersebut sah-sah saja untuk mengumumkan hasil hitung cepatnya, tetapi perlu juga melihat seberapa sampel yang digunakan untuk melakukan penghitungan cepat itu.
"Memang lembaga survei sudah ada yang berani mengumumkan hasil hitung cepatnya. Apalagi lembaga survei yang khusus untuk mendukung capres tertentu, pasti akan menyatakan perhitungan suara dengan capres yang didukung menang," kata mantan Ketua DPD KNPI Bali itu.
Ia berharap kepada kedua pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk tetap sabar menunggu hasil penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum yang akan diumumkan pada 22 Juli mendatang.
"Yang terpenting kedua tim pemenangan capres dan cawapres harus melakukan langkah kondusifitas terhadap keamanan Indonesia, sehingga tidak ada saling melakukan eforia berlebihan dan masyarakat pun menyikapi pilpres ini adalah langkah demokrasi agar lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara," katanya.
Di tempat terpisah, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta calon presiden terpilih dalam Pemilu Presiden 2014 dapat terus memperhatikan aspek keamanan di Pulau Dewata supaya pariwisata di daerah itu tetap berjalan dengan baik.
"Kalau terjadi gangguan keamanan sedikit saja, maka kita bisa anjlok, apalagi besar," katanya usai menggunakan hak pilihnya di TPS 10 yang bertempat di SDN 5 Penatih, Denpasar, Rabu.
Menurut dia, Bali yang menggantungkan hidupnya dari sektor jasa, terutama pariwisata dan pertanian, sangat rentan terhadap persoalan keamanan.
"Misalnya masalah copet, jambret, dan pelecehan, itu saja sudah menjadi masalah. Belum lagi penyakit seperti rabies, MERS-CoV, dan sebagainya sudah mengganggu pariwisata kita," ujarnya.
Intinya, kata mantan Kapolda Bali itu, persoalan keamanan dan keselamatan di Pulau Dewata menjadi hal kunci yang harus diperhatikan dan sangat diharapkan untuk menjadi fokus dari pimpinan nasional dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, Pastika juga berharap calon presiden terpilih dapat turut menjaga sektor pertanian di Bali. Dengan luasan Pulau Bali yang relatif kecil, maka untuk menjaga kelestariannya diperlukan keberpihakan pada sektor pertanian.
Pada kesempatan itu, Pastika menggunakan hak pilihnya menggunakan pakaian adat Bali berwarna putih yang dipadukan dengan "kamen" atau kain bawahan berwarna hijau muda. Demikian juga dengan istrinya, Nyonya Ayu Pastika juga menggunakan busana adat Bali bernuansa hijau muda.
Selain itu, orang nomor satu di Pulau Bali ini dalam kesempatannya mencoblos juga didampingi oleh seorang putranya Putu Pasek Sandoz Prawirottama dan menantunya Winie Kaori.
Pada TPS 10 tersebut, terdapat 549 pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT). Pastika sendiri pada DPT itu tertulis dengan nomor urut 480. Usai mencoblos, Pastika menyempatkan melakukan pemantauan ke sejumlah TPS di seputaran Denpasar seperti ke TPS 9 Banjar Tembau Kaja.
Sementara itu, Mantan Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga mengingatkan para pendukung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk tidak berlebihan dalam menyikapi kemenangan pasangan nomor urut 2 itu.
"Jangan berlebihan dengan perolehan capres Jokowi-JK yang mampu mengungguli Prabowo-Hatta. Saya harap sabar menunggu pengumuman resmi dari KPU," katanya di Denpasar, Rabu.
Ia mengharapkan masyarakat Bali untuk tetap menjaga kondusivitas keamanan lingkungannya dan berharap kepada relawan dan warga terus mengawal hasil perolehan suara tersebut dalam upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Saya berharap pendukung Jokowi-JK dan masyarakat terus mengkawal hasil penghitungan suara tersebut sampai ke KPU. Karena bisa saja ada oknum-oknum tertentu ingin berbuat curang dalam pelaksanaan Pilpres ini," ucap kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Puspayoga sebelumnya merasa yakin pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK akan menang tahun ini karena merepresentasikan keinginan rakyat banyak.
"Dukungan masyarakat bawah sangat besar untuk capres Jokowi-JK. Oleh karena itu saya yakin capres tersebut akan menang, sebab yang menentukan menang dan kalah adalah rakyat sendiri melalui pencoblosan di TPS," kata tokoh Puri Satria Denpasar.
Jaga Keamanan
Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Albertus Julius Benny Mukalu mendorong petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)17 Bandara Ngurah Rai Bali melaksanakan tugasnya secara optimal.
"Saya mengharapkan seluruh KPPS, dan saksi di TPS itu melakukan tugas dan peran masing-masing dengan optimal sehingga dapat melayani masyarakat dan petugas bandara saat menggunakan hak pilihnya," kata Kapolda Benny Mukalu di Badung, Rabu.
Pihaknya memberi motivasi kepada seluruh KPPS dan anggotanya melaksanakan tugas dengan baik, berani, jujur dan akuntabel sehingga penyelengaran pesta demokrasi dapat berjalan dengan aman.
Benny Mukalu mengharapkan seluruh petugas KPPS dan angotanya mampu menjaga keseimbangan agar bersama-sama menjaga dan ikut mengamankan jalannya pemungutann suara di TPS tersebut.
"Kami mengharapkan penyelenggaraan pemungutan suara di TPS ini dapat berjalan dengan aman," katanya.
Selain itu, pihaknya menuturkan bahwa adanya TPS khusus di Bandara Ngurah Rai Bali itu disiagakan agar mempermudah petugas bandara dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan melalui jalur udara agar dapat menggunakan hak pilihnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Hal ini akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun kedepan sehingga adanya TPS khusus ini mampu mengurangi angka golongan putih," ujarnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan KPPS setempat untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk upaya pencegahan atau mencegah adanya tindakan pidana dalam penyelenggaraan pemilu presiden.
"Apabila terjadi pelanggaran pidana pilpres ada wadah yang menangani hal tersebut seperti bawaslu dan panwaslu," ujar Benny Mukalu.
Pemahaman Hitung Cepat
Komisi Pemilihan Umum menegaskan hasil hitung cepat, survei dan jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga bukan merupakan hasil penghitungan resmi, kata Komisioner Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
"Terkait hasil `quick count`, survei dan `exit poll` itu bukan hasil resmi dari kami, namun itu patut diapresiasi sebagai metode ilmiah yang dilakukan oleh lembga. Kami berharap masyarakat menunggu dan mempercayai hasil resmi kami (KPU)," kata Ferry ditemui di Gedung KPU Pusat Jakarta, Rabu.
Dia mengatakah KPU akan secara resmi menetapkan dan mengumumkan pasangan calon dengan perolehan suara terbanyak di Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 22 Juli mendatang.
"Nanti kami akan menetapkan hasil rekapitulasinya, sekaligus penetapan perolehan suara terbanyak, pada 22 Juli di KPU Pusat," tambahnya.
Proses penghitungan suara sesungguhnya hanya berlangsung di tingkat tempat pemungutan suara (TPS) pada Rabu, setelah proses pemungutan suara berakhir pukul 13.00 waktu setempat.
Selanjutnya dilakukan rekapitulasi perolehan suara secara berjenjang mulai dari tingkat desa-kelurahan yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) selama tiga hari, mulai Kamis (10/7) hingga Sabtu (12/7).
Kemudian rekapitulasi di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada 13-15 Juli, di tingkat kabupaten-kota oleh KPU setempat mulai 16-17 dan di KPU provinsi pada 18-19 Juli 2014.
Tahapan terakhir rekapitulasi penghitungan perolehan suara di tingkat Pusat selama tiga hari mulai 20-22 Juli.
Pemilu Presiden yang digelar 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua. (I020/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Hasil hitung cepat (quick count) tersebut belum bisa sepenuhnya dijadikan acuan untuk menentukan siapa pemenang dari kedua kandidiat capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua.
Hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei independen menyebutkan pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla mengungguli lawannya Prabowo-Hatta.
Pengamat sosial dan politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stispol) Wirabakti Denpasar, Drs Gusti Bagus Made Wiradharma Msi mengatakan lembaga survei independen tersebut sah-sah saja untuk mengumumkan hasil hitung cepatnya, tetapi perlu juga melihat seberapa sampel yang digunakan untuk melakukan penghitungan cepat itu.
"Memang lembaga survei sudah ada yang berani mengumumkan hasil hitung cepatnya. Apalagi lembaga survei yang khusus untuk mendukung capres tertentu, pasti akan menyatakan perhitungan suara dengan capres yang didukung menang," kata mantan Ketua DPD KNPI Bali itu.
Ia berharap kepada kedua pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk tetap sabar menunggu hasil penghitungan suara resmi dari Komisi Pemilihan Umum yang akan diumumkan pada 22 Juli mendatang.
"Yang terpenting kedua tim pemenangan capres dan cawapres harus melakukan langkah kondusifitas terhadap keamanan Indonesia, sehingga tidak ada saling melakukan eforia berlebihan dan masyarakat pun menyikapi pilpres ini adalah langkah demokrasi agar lebih baik untuk kemajuan bangsa dan negara," katanya.
Di tempat terpisah, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta calon presiden terpilih dalam Pemilu Presiden 2014 dapat terus memperhatikan aspek keamanan di Pulau Dewata supaya pariwisata di daerah itu tetap berjalan dengan baik.
"Kalau terjadi gangguan keamanan sedikit saja, maka kita bisa anjlok, apalagi besar," katanya usai menggunakan hak pilihnya di TPS 10 yang bertempat di SDN 5 Penatih, Denpasar, Rabu.
Menurut dia, Bali yang menggantungkan hidupnya dari sektor jasa, terutama pariwisata dan pertanian, sangat rentan terhadap persoalan keamanan.
"Misalnya masalah copet, jambret, dan pelecehan, itu saja sudah menjadi masalah. Belum lagi penyakit seperti rabies, MERS-CoV, dan sebagainya sudah mengganggu pariwisata kita," ujarnya.
Intinya, kata mantan Kapolda Bali itu, persoalan keamanan dan keselamatan di Pulau Dewata menjadi hal kunci yang harus diperhatikan dan sangat diharapkan untuk menjadi fokus dari pimpinan nasional dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, Pastika juga berharap calon presiden terpilih dapat turut menjaga sektor pertanian di Bali. Dengan luasan Pulau Bali yang relatif kecil, maka untuk menjaga kelestariannya diperlukan keberpihakan pada sektor pertanian.
Pada kesempatan itu, Pastika menggunakan hak pilihnya menggunakan pakaian adat Bali berwarna putih yang dipadukan dengan "kamen" atau kain bawahan berwarna hijau muda. Demikian juga dengan istrinya, Nyonya Ayu Pastika juga menggunakan busana adat Bali bernuansa hijau muda.
Selain itu, orang nomor satu di Pulau Bali ini dalam kesempatannya mencoblos juga didampingi oleh seorang putranya Putu Pasek Sandoz Prawirottama dan menantunya Winie Kaori.
Pada TPS 10 tersebut, terdapat 549 pemilih yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT). Pastika sendiri pada DPT itu tertulis dengan nomor urut 480. Usai mencoblos, Pastika menyempatkan melakukan pemantauan ke sejumlah TPS di seputaran Denpasar seperti ke TPS 9 Banjar Tembau Kaja.
Sementara itu, Mantan Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga mengingatkan para pendukung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk tidak berlebihan dalam menyikapi kemenangan pasangan nomor urut 2 itu.
"Jangan berlebihan dengan perolehan capres Jokowi-JK yang mampu mengungguli Prabowo-Hatta. Saya harap sabar menunggu pengumuman resmi dari KPU," katanya di Denpasar, Rabu.
Ia mengharapkan masyarakat Bali untuk tetap menjaga kondusivitas keamanan lingkungannya dan berharap kepada relawan dan warga terus mengawal hasil perolehan suara tersebut dalam upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Saya berharap pendukung Jokowi-JK dan masyarakat terus mengkawal hasil penghitungan suara tersebut sampai ke KPU. Karena bisa saja ada oknum-oknum tertentu ingin berbuat curang dalam pelaksanaan Pilpres ini," ucap kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Puspayoga sebelumnya merasa yakin pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK akan menang tahun ini karena merepresentasikan keinginan rakyat banyak.
"Dukungan masyarakat bawah sangat besar untuk capres Jokowi-JK. Oleh karena itu saya yakin capres tersebut akan menang, sebab yang menentukan menang dan kalah adalah rakyat sendiri melalui pencoblosan di TPS," kata tokoh Puri Satria Denpasar.
Jaga Keamanan
Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Albertus Julius Benny Mukalu mendorong petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS)17 Bandara Ngurah Rai Bali melaksanakan tugasnya secara optimal.
"Saya mengharapkan seluruh KPPS, dan saksi di TPS itu melakukan tugas dan peran masing-masing dengan optimal sehingga dapat melayani masyarakat dan petugas bandara saat menggunakan hak pilihnya," kata Kapolda Benny Mukalu di Badung, Rabu.
Pihaknya memberi motivasi kepada seluruh KPPS dan anggotanya melaksanakan tugas dengan baik, berani, jujur dan akuntabel sehingga penyelengaran pesta demokrasi dapat berjalan dengan aman.
Benny Mukalu mengharapkan seluruh petugas KPPS dan angotanya mampu menjaga keseimbangan agar bersama-sama menjaga dan ikut mengamankan jalannya pemungutann suara di TPS tersebut.
"Kami mengharapkan penyelenggaraan pemungutan suara di TPS ini dapat berjalan dengan aman," katanya.
Selain itu, pihaknya menuturkan bahwa adanya TPS khusus di Bandara Ngurah Rai Bali itu disiagakan agar mempermudah petugas bandara dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan melalui jalur udara agar dapat menggunakan hak pilihnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Hal ini akan menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun kedepan sehingga adanya TPS khusus ini mampu mengurangi angka golongan putih," ujarnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan KPPS setempat untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk upaya pencegahan atau mencegah adanya tindakan pidana dalam penyelenggaraan pemilu presiden.
"Apabila terjadi pelanggaran pidana pilpres ada wadah yang menangani hal tersebut seperti bawaslu dan panwaslu," ujar Benny Mukalu.
Pemahaman Hitung Cepat
Komisi Pemilihan Umum menegaskan hasil hitung cepat, survei dan jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga bukan merupakan hasil penghitungan resmi, kata Komisioner Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
"Terkait hasil `quick count`, survei dan `exit poll` itu bukan hasil resmi dari kami, namun itu patut diapresiasi sebagai metode ilmiah yang dilakukan oleh lembga. Kami berharap masyarakat menunggu dan mempercayai hasil resmi kami (KPU)," kata Ferry ditemui di Gedung KPU Pusat Jakarta, Rabu.
Dia mengatakah KPU akan secara resmi menetapkan dan mengumumkan pasangan calon dengan perolehan suara terbanyak di Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada 22 Juli mendatang.
"Nanti kami akan menetapkan hasil rekapitulasinya, sekaligus penetapan perolehan suara terbanyak, pada 22 Juli di KPU Pusat," tambahnya.
Proses penghitungan suara sesungguhnya hanya berlangsung di tingkat tempat pemungutan suara (TPS) pada Rabu, setelah proses pemungutan suara berakhir pukul 13.00 waktu setempat.
Selanjutnya dilakukan rekapitulasi perolehan suara secara berjenjang mulai dari tingkat desa-kelurahan yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) selama tiga hari, mulai Kamis (10/7) hingga Sabtu (12/7).
Kemudian rekapitulasi di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada 13-15 Juli, di tingkat kabupaten-kota oleh KPU setempat mulai 16-17 dan di KPU provinsi pada 18-19 Juli 2014.
Tahapan terakhir rekapitulasi penghitungan perolehan suara di tingkat Pusat selama tiga hari mulai 20-22 Juli.
Pemilu Presiden yang digelar 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua. (I020/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014