Denpasar (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani
Yudhoyono menyaksikan pertunjukan Rama-Sita yang digelar di Panggung
Terbuka Ardha Candra Taman Budaya, Denpasar, Jumat malam, di bawah sinar
bulan purnama.
Panggung pertunjukan terbuka yang berada di depan bangunan candi diterangi kilauan lampu warna - warni memperindah suasana. Lampu sorot, menyorot ke angkasa menerangi langit yang diwarnai mega, sementara bulan bulat penuh menampakkan diri dengan sinar lembutnya.
Pertunjukan ini merupakan rangkaian acara pembukaan Pesta Kesenian Bali 2014, setelah sebelumnya arak-arakan pawai mengawalinya.
Pada pagelaran malam hari tersebut, Presiden Yudhoyono sekaligus membuka secara resmi Pesta Kesenian Bali ke-36. Hal itu merupakan kesepuluh kalinya Presiden Yudhoyono membuka secara resmi pesta kesenian tahunan tersebut.
Presiden dalam sambutannya mengatakan, kesenian merupakan salah satu kekuatan pemersatu yang akan membawa kedamaian dan ketentraman.
"Oleh karena itu masyarakat tidak boleh kering dari kesenian dan tidak boleh kering dari kebudayaan," kata Presiden Yudhoyono.
Yudhoyono juga menyampaikan pamit kepada masyarakat Bali, ini merupakan kali terakhir dirinya sebagai Presiden membuka dan menghadiri Pesta Kesenian Bali.
Namun demikian, sebagai masyarakat sipil nantinya ia akan tetap terus mengunjungi Bali. Sebuah pulau yang menurut Presiden Yudhoyono memiliki kenangan dan memberikan kerinduan.
Sementara itu, sebelum pertunjukan Rama-Sita digelar, panggung terbuka yang dipenuhi oleh masyarakat luas tersebut menghadirkan tari Bali Dwipa Raya, yang menggambarkan kemegahan Pulau Dewata.
Selain itu juga pemberian anugerah seni tertinggi oleh masyarakat Bali dan keris bersejarah yang disampaikan langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Dalam pertunjukan kali ini, cerita Rama-Sita Prana Bhuwana dibawakan oleh Institut Seni Indonesia Bali dengan Direktur Artistik I Gede Oka Surya Negara dan Direktur Musik I Wayan Suharta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Panggung pertunjukan terbuka yang berada di depan bangunan candi diterangi kilauan lampu warna - warni memperindah suasana. Lampu sorot, menyorot ke angkasa menerangi langit yang diwarnai mega, sementara bulan bulat penuh menampakkan diri dengan sinar lembutnya.
Pertunjukan ini merupakan rangkaian acara pembukaan Pesta Kesenian Bali 2014, setelah sebelumnya arak-arakan pawai mengawalinya.
Pada pagelaran malam hari tersebut, Presiden Yudhoyono sekaligus membuka secara resmi Pesta Kesenian Bali ke-36. Hal itu merupakan kesepuluh kalinya Presiden Yudhoyono membuka secara resmi pesta kesenian tahunan tersebut.
Presiden dalam sambutannya mengatakan, kesenian merupakan salah satu kekuatan pemersatu yang akan membawa kedamaian dan ketentraman.
"Oleh karena itu masyarakat tidak boleh kering dari kesenian dan tidak boleh kering dari kebudayaan," kata Presiden Yudhoyono.
Yudhoyono juga menyampaikan pamit kepada masyarakat Bali, ini merupakan kali terakhir dirinya sebagai Presiden membuka dan menghadiri Pesta Kesenian Bali.
Namun demikian, sebagai masyarakat sipil nantinya ia akan tetap terus mengunjungi Bali. Sebuah pulau yang menurut Presiden Yudhoyono memiliki kenangan dan memberikan kerinduan.
Sementara itu, sebelum pertunjukan Rama-Sita digelar, panggung terbuka yang dipenuhi oleh masyarakat luas tersebut menghadirkan tari Bali Dwipa Raya, yang menggambarkan kemegahan Pulau Dewata.
Selain itu juga pemberian anugerah seni tertinggi oleh masyarakat Bali dan keris bersejarah yang disampaikan langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Dalam pertunjukan kali ini, cerita Rama-Sita Prana Bhuwana dibawakan oleh Institut Seni Indonesia Bali dengan Direktur Artistik I Gede Oka Surya Negara dan Direktur Musik I Wayan Suharta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014