Denpasar (Antara Bali) - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar selama dua hari berturut-turut menerima dua pasien asal Kabupaten Karangasem, Bali, yang diduga terkena virus rabies dan akhirnya meninggal dunia.

Dari data dihimpun ANTARA di RSUP Sanglah, Denpasar, Kamis menyebutkan, kedua pasien yang dilarikan ke rumah sakit itu sebetulnya sudah terlambat mendapat pertolongan.

"Seorang pasien diduga meninggal dalam mobil ambulans yang mengantarnya dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem menuju RSUP Sanglah," ujar seorang petugas di RSUP Sanglah.

Pasien bernasib malang itu adalah I Wayan Serama (67), yang diketahui belum memiliki nomor register pasien, namun sudah langsung dibawa ke Ruang Instalasi Kedokteran Forensik.

Jasad Serama tiba di rumah sakit sekitar pukul 12.10 Wita dan oleh pihak keluarganya langsung dibawa pulang kembali ke kampung halamannya di Karangasem untuk dikebumikan.

Sementara itu, pada hari sebelumnya, RSUP Sanglah juga menerima pasien dengan status "suspect rabies" bernama Ni Nyoman Reti (80). Nenek asal Kecamata Manggis, Karangasem itu akhirnya juga menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.

Reti dibawa pihak keluarga ke rumah sakit pada Rabu (21/7) sekitar pukul 15.30 Wita, namun nyawanya tak tertolong lagi, hanya berselang 15 menit setelah korban dirawat di ruang IRD.

I Wayan Mardika, salah seorang anak korban Ni Nyoman Reti menuturkan, jika ibunya baru saja dibawa ke RSUD Karangasem pada pukul 10.00 Wita. Korban baru dibawa ke rumah sakit setelah kondisi kesehatannya terus menurun.

Awalnya, ujar Mardika, keluarga korban tidak menduga jika Reti mengidap virus rabies yang dikenal cukup mematikan itu. Korban digigit anjing pada bagian betis kirinya sekitar dua bulan lalu, namun tidak diperhatikan karena pascadigigit anjing di sekitar rumahnya, sakitnya dianggap tidak terlalu serius.

Pihak keluarga tidak mengira jika luka yang diderita korban sebenarnya parah sehingga tidak dihiaraukan. Pasalnya, saat korban digigit anjing gila tersebut pada kakinya terlindungi kain dikenakan saat itu.

Akibatnya, Reti tak mendapat perawatan maksimal seperti tidak dirawat dan tidak mendapat suntikan vaksin antirabies (VAR). Sementara data dari rumah sakit, menyebutkan kematian Reti dikatakan karena gagal napas.

Dipihak lain Sekretaris Tim Penanganan Rabies RSUP Sanglah, dr. IGB Ken Wirasandhi, MARS belum bersedia menanggapi soal penyebab kematian kedua korban. Ia hanya mengungkapkan bahwa stok VAR di rumah sakit, saat ini sudah habis namun bantuan VAR dari Pemerintah Provinsi Bali belum juga datang.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010