Negara (Antara Bali) - Areal pembunuhan terhadap GKB, seorang pelajar yang tewas dibunuh setelah mencuri ayam, di sekitar Kantor Bupati Jembrana, disucikan oleh Desa Adat Dauhwaru, Jumat.
"Pecaruan atau pensucian areal yang menjadi tragedi berdarah ini, untuk membersihkan desa secara keseluruhan dari dampak negatif," kata Bendesa atau Ketua Adat Dauhwaru, Nengah Mendres.
Sebagai ketua adat, ia sangat menyayangkan tragedi terhadap pelajar tersebut, yang terjadi saat Umat Hindu merayakan Galungan dan Kuningan.
Agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, ia minta, institusi terkait memberlakukan jam malam khusus di areal Kantor Bupati Jembrana, yang memang sering dijadikan tempat nongkrong oleh remaja.
"Kami di Dauhwaru sudah melakukan kerjasama dengan kepolisian, untuk melakukan swepping di titik rawan wilayah kami, termasuk areal kantor bupati ini. Namun, tampaknya masih diperlukan aturan yang lebih tegas lagi," ujarnya.
Sementara Lurah Dauhwaru, Ida Bagus Surya Dharma mengatakan, wilayahnya memang rawan tindakan kriminal, karena merupakan pusat hiburan, sekaligus pusat pemerintahan.
Ia mengaku, untuk mengantisipasi perbuatan kriminal, sudah melakukan operasi, termasuk seminggu sebelum kejadian berdarah tersebut.
"Bercermin dari peristiwa ini, operasi akan lebih kami intensifkan lagi. Dari beberapa kali operasi, kami menemukan perbuatan negatif, yang justru bukan dilakukan oleh warga kami," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Pecaruan atau pensucian areal yang menjadi tragedi berdarah ini, untuk membersihkan desa secara keseluruhan dari dampak negatif," kata Bendesa atau Ketua Adat Dauhwaru, Nengah Mendres.
Sebagai ketua adat, ia sangat menyayangkan tragedi terhadap pelajar tersebut, yang terjadi saat Umat Hindu merayakan Galungan dan Kuningan.
Agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, ia minta, institusi terkait memberlakukan jam malam khusus di areal Kantor Bupati Jembrana, yang memang sering dijadikan tempat nongkrong oleh remaja.
"Kami di Dauhwaru sudah melakukan kerjasama dengan kepolisian, untuk melakukan swepping di titik rawan wilayah kami, termasuk areal kantor bupati ini. Namun, tampaknya masih diperlukan aturan yang lebih tegas lagi," ujarnya.
Sementara Lurah Dauhwaru, Ida Bagus Surya Dharma mengatakan, wilayahnya memang rawan tindakan kriminal, karena merupakan pusat hiburan, sekaligus pusat pemerintahan.
Ia mengaku, untuk mengantisipasi perbuatan kriminal, sudah melakukan operasi, termasuk seminggu sebelum kejadian berdarah tersebut.
"Bercermin dari peristiwa ini, operasi akan lebih kami intensifkan lagi. Dari beberapa kali operasi, kami menemukan perbuatan negatif, yang justru bukan dilakukan oleh warga kami," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014