Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara memprediksi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) rumah tangga dan industri dengan daya di atas 6.600 volt amphere akan mempengaruhi daya saing industri keseluruhan, termasuk pariwisata.

"Oleh karena itu, pelaku usaha diimbau untuk melakukan penyesuaian melalui penghematan pemakaian listrik," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara, Benny Siswanto, di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, banyaknya hari libur di penghujung Mei termasuk libur sekolah akan meningkatkan aktivitas pariwisata, khususnya di Pulau Dewata.

Peningkatan aktivitas pariwisata yang hampir bersamaan dengan kenaikan TDL pada awal Mei lalu itu diperkirakan akan memicu peningkatan aktivitas konsumsi dan berimbas ke sektor lainnya.

"Pada tahap selanjutnya diperkirakan akan mengakselerasi harga barang dan jasa, terutama pada kelompok bahan makanan dan transportasi," ujarnya.

Dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terjadi kenaikan untuk rumah tangga besar dengan daya 6.600 VA ke atas seperti pada kantor pemerintah, bisnis skala menengah dan bisnis skala besar.

Meski demikian, kenaikan TDL itu, kata dia, dampak terhadap inflasi Bali diperkirakan rendah mengingat kecilnya jumlah pelanggan daya 6.600 VA ke atas yakni hanya sekitar 1,22 persen dari total keseluruhan pelanggan rumah tangga.

Namun, kenaikan tarif dasar listrik untuk golongan industri dan bisnis diperkirakan akan berimbas pada kenaikan barang dan jasa tersebut.

Sementara itu terkait inflasi, dalam upaya menghadapi peningkatan risiko tekanan inflasi pada Mei 2014, pihaknya bersama jajaran SKPD Pemprov Bali yang tergabung dalam wadah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi.

Sebelumnya Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta telah menginstrusikan agar jajaran SKPD dapat menjaga kestabilan distribusi dan pasokan bahan kebutuhan pokok pada rapat tim kebijakan TPID (5/5).

Sebagai tindak lanjut SKPD dan instansi terkait telah melaksanakan upaya menjaga kestabilan harga diantaranya Pasar Murah, Prioritas Distribusi Bahan Pokok oleh Dinas Perhubungan, dan Sidak Ketersediaan Barang dan Jasa.

Upaya ini didukung dengan masih berlangsungnya musim panen raya beras dan kondisi cuaca yang kondusif yang diharapkan dapat menciptakan kestabilan harga periode Mei 2014.

"Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan rasional dalam memenuhi kebutuhan sehingga dapat mengurangi tekanan inflasi bulan Mei," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014