Singaraja (Antara Bali) - Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) di Gondol, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, mengembangkan sejumlah produk perikanan unggul yang mampu mengangkat potensi perikanan khususnya di Kabupaten Buleleng.
"Kami memproduksi produk-produk biologi yang unggul dan yang memperbanyak itu mitra balai pengembangan yang ada di bawah direktorat jenderal," kata Kepala BBPPBL, Rudhy Gustiano, ditemui di Gondol Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu.
Produk unggulan dengan teknologi pembenihan dan pembesaran ikan yang dihasilkan itu di antaranya ikan bandeng, kerapu (kerapu bebek, macan, batik, dan kerapu sunu), abalon, serta udang windu.
Sedangkan teknologi pembenihan yang dikembangkan di antaranya kakap merah, ikan kue, dan ikan tuna sirip kuning.
Menurut dia, selain memproduksi bibit unggul perikanan, pihaknya juga menghasilkan obat-obatan yang bisa membantu pengembangan komoditas perikanan.
Selain menghasilkan produk unggulan, pihaknya juga kerap memberikan pelatihan terkait teknologi pemeliharaan dan pengembangan ikan kerapu dan bandeng yang menjadi produk unggulan di Buleleng kepada masyarakat setempat.
Selain itu masyarakat juga diberikan pemahaman dalam budidaya hasil laut yang tak hanya berorientasi keuntungan namun untuk menghasilkan kualitas ikan yang lebih baik.
"Kami ajari bagaimana memperbaiki kualitas ikan bandeng dan teknik bagaimana memproduksi ikan itu sehingga mereka sadar karena dahulu orientasinya keuntungan semata, yang bagus-bagus diekspor, sedangkan yang jelek, dijual di pasar," ucapnya.
Pihaknya juga mengembangkan jenis ikan tuna sirip kuning dari awalnya hanya pembenihan kini telah mampu mengembangbiakan ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi itu.
BBPPBL sendiri, lanjut Rudhy kini telah memiliki lima keramba yang dibuat di pesisir Pantai Gondol untuk proses pengembangbiakan ikan tuna sirip kuning itu.
Keramba itu memiliki ukuran diameter 50 meter dengan kedalaman sekitar sembilan meter sebagai tempat pemeliharaan bayi tuna sirip kuning.
"Selain membenihkan, sekarang kami juga bisa memelihara tuna. Dalam waktu enam bulan sudah besar. Ini menjadi model juga untuk diterapkan di tempat lain, " ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna menjelaskan bahwa terangkatnya potensi perikanan di kawasan Bali Utara juga tak terlepas dari peran penelitian dari BBPPBL Gondol.
Dua komoditas jenis ikan yang sangat laku di pasaran domestik maupun mancanegara yang dihasilkan dari Buleleng yakni jenis bandeng atau masyarakat setempat menyebutnya dengan "nener" dan ikan kerapu.
"Dengan teknologi yang diberikan, sekarang hasil dan kualitas ikan bandeng lebih bagus dari yang dahulu baru berumur 40 hari, kini berumur 16 hari sudah bagus," katanya.
Lebih lanjut Sutrisna menjelaskan bahwa dari 16 perusahaan perikanan yang ada di Bumi Panji Sakti itu, Buleleng mampu memproduksi 155 ton kerapu per tahun.
Dia menambahkan selain jenis ikan itu, ikan kakap setiap minggunya juga diproduksi 4-7 ton atau 470 ton/tahun. Sedangkan benih ikan bandeng, dari Buleleng dihasilkan 6-8 juta ekor/hari yang telah memasuki pasar ekspor selain memenuhi kebutuhan domestik.
"Ekspor paling besar untuk konsumsi ikan kerapu mencapai 50-60 ton sekali angkut dan benih ikan bandeng per hari pengiriman mencapai 5 juta ekor ke Filipina, Vietnam dan Malaysia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami memproduksi produk-produk biologi yang unggul dan yang memperbanyak itu mitra balai pengembangan yang ada di bawah direktorat jenderal," kata Kepala BBPPBL, Rudhy Gustiano, ditemui di Gondol Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu.
Produk unggulan dengan teknologi pembenihan dan pembesaran ikan yang dihasilkan itu di antaranya ikan bandeng, kerapu (kerapu bebek, macan, batik, dan kerapu sunu), abalon, serta udang windu.
Sedangkan teknologi pembenihan yang dikembangkan di antaranya kakap merah, ikan kue, dan ikan tuna sirip kuning.
Menurut dia, selain memproduksi bibit unggul perikanan, pihaknya juga menghasilkan obat-obatan yang bisa membantu pengembangan komoditas perikanan.
Selain menghasilkan produk unggulan, pihaknya juga kerap memberikan pelatihan terkait teknologi pemeliharaan dan pengembangan ikan kerapu dan bandeng yang menjadi produk unggulan di Buleleng kepada masyarakat setempat.
Selain itu masyarakat juga diberikan pemahaman dalam budidaya hasil laut yang tak hanya berorientasi keuntungan namun untuk menghasilkan kualitas ikan yang lebih baik.
"Kami ajari bagaimana memperbaiki kualitas ikan bandeng dan teknik bagaimana memproduksi ikan itu sehingga mereka sadar karena dahulu orientasinya keuntungan semata, yang bagus-bagus diekspor, sedangkan yang jelek, dijual di pasar," ucapnya.
Pihaknya juga mengembangkan jenis ikan tuna sirip kuning dari awalnya hanya pembenihan kini telah mampu mengembangbiakan ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi itu.
BBPPBL sendiri, lanjut Rudhy kini telah memiliki lima keramba yang dibuat di pesisir Pantai Gondol untuk proses pengembangbiakan ikan tuna sirip kuning itu.
Keramba itu memiliki ukuran diameter 50 meter dengan kedalaman sekitar sembilan meter sebagai tempat pemeliharaan bayi tuna sirip kuning.
"Selain membenihkan, sekarang kami juga bisa memelihara tuna. Dalam waktu enam bulan sudah besar. Ini menjadi model juga untuk diterapkan di tempat lain, " ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna menjelaskan bahwa terangkatnya potensi perikanan di kawasan Bali Utara juga tak terlepas dari peran penelitian dari BBPPBL Gondol.
Dua komoditas jenis ikan yang sangat laku di pasaran domestik maupun mancanegara yang dihasilkan dari Buleleng yakni jenis bandeng atau masyarakat setempat menyebutnya dengan "nener" dan ikan kerapu.
"Dengan teknologi yang diberikan, sekarang hasil dan kualitas ikan bandeng lebih bagus dari yang dahulu baru berumur 40 hari, kini berumur 16 hari sudah bagus," katanya.
Lebih lanjut Sutrisna menjelaskan bahwa dari 16 perusahaan perikanan yang ada di Bumi Panji Sakti itu, Buleleng mampu memproduksi 155 ton kerapu per tahun.
Dia menambahkan selain jenis ikan itu, ikan kakap setiap minggunya juga diproduksi 4-7 ton atau 470 ton/tahun. Sedangkan benih ikan bandeng, dari Buleleng dihasilkan 6-8 juta ekor/hari yang telah memasuki pasar ekspor selain memenuhi kebutuhan domestik.
"Ekspor paling besar untuk konsumsi ikan kerapu mencapai 50-60 ton sekali angkut dan benih ikan bandeng per hari pengiriman mencapai 5 juta ekor ke Filipina, Vietnam dan Malaysia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014