Denpasar (Antara Bali) - Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali mengaku kesulitan untuk menjaring pramuwisata yang memiliki kemampuan berbahasa Arab.
"Saat ini kami sudah memiliki 15 divisi bahasa, namun kami sangat menginginkan jika bisa melengkapi dengan satu divisi lagi, yakni pramuwisata yang mahir berbahasa Arab," kata Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Daerah HPI Bali, Nyoman Yohanes di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, HPI Bali dari beberapa kali permintaan kebutuhan "guide" berbahasa Arab, terpaksa tidak bisa memenuhi karena memang sangat sedikit anggotanya yang bisa berkomunikasi dengan bahasa orang Timur Tengah itu, selain mereka menguasai bahasa asing yang memang menjadi divisinya.
"Wisatawan dari Timur Tengah umumnya mengunjungi Bali untuk periode-periode tertentu, yang paling ramai sekitar bulan Maret. Turis jenis ini mayoritas kemampuan berbahasa Inggrisnya saat minim sehingga menyebabkan terjadinya kendala komunikasi yang sangat besar antara mereka dengan anggota kami," ujarnya.
Meskipun jumlah kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab tidak terlalu banyak atau diprediksi sekitar 2.000 orang per tahun, namun kata Yohanes, pengeluaran (spending) mereka di Bali tergolong lebih besar dibandingkan wisatawan dari negara lainnya.
"Ketika di Bali, mereka itu sangat antusias membelanjakan uangnya. Mereka menyukai pula berbagai jenis cinderamata khas Bali, meskipun itu dijual di pasar-pasar tradisional," ucapnya.
Pihaknya melihat masih enggannya minat masyarakat menjadi pramuwisata bahasa Arab karena masih minimnya jumlah kunjungan, tetapi tidak menyadari kelompok wisatawan itu suka membelanjakan uangnya dalam jumlah besar.
"Di sisi lain, untuk bisa berbahasa Arab juga sulit karena hampir tidak ada di Bali ini kursus yang mengajarkan bahasa Arab," kata Yohanes.
Hingga saat ini, jumlah anggota HPI Bali mencapai lebih 6.500 orang dan mereka itu semuanya berlisensi. Pramuwisata tersebut terbagai dalam 15 divisi bahasa, diantaranya divisi bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Mandarin, Denmark, Perancis, Jepang, Rusia dan sebagainya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saat ini kami sudah memiliki 15 divisi bahasa, namun kami sangat menginginkan jika bisa melengkapi dengan satu divisi lagi, yakni pramuwisata yang mahir berbahasa Arab," kata Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Daerah HPI Bali, Nyoman Yohanes di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, HPI Bali dari beberapa kali permintaan kebutuhan "guide" berbahasa Arab, terpaksa tidak bisa memenuhi karena memang sangat sedikit anggotanya yang bisa berkomunikasi dengan bahasa orang Timur Tengah itu, selain mereka menguasai bahasa asing yang memang menjadi divisinya.
"Wisatawan dari Timur Tengah umumnya mengunjungi Bali untuk periode-periode tertentu, yang paling ramai sekitar bulan Maret. Turis jenis ini mayoritas kemampuan berbahasa Inggrisnya saat minim sehingga menyebabkan terjadinya kendala komunikasi yang sangat besar antara mereka dengan anggota kami," ujarnya.
Meskipun jumlah kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab tidak terlalu banyak atau diprediksi sekitar 2.000 orang per tahun, namun kata Yohanes, pengeluaran (spending) mereka di Bali tergolong lebih besar dibandingkan wisatawan dari negara lainnya.
"Ketika di Bali, mereka itu sangat antusias membelanjakan uangnya. Mereka menyukai pula berbagai jenis cinderamata khas Bali, meskipun itu dijual di pasar-pasar tradisional," ucapnya.
Pihaknya melihat masih enggannya minat masyarakat menjadi pramuwisata bahasa Arab karena masih minimnya jumlah kunjungan, tetapi tidak menyadari kelompok wisatawan itu suka membelanjakan uangnya dalam jumlah besar.
"Di sisi lain, untuk bisa berbahasa Arab juga sulit karena hampir tidak ada di Bali ini kursus yang mengajarkan bahasa Arab," kata Yohanes.
Hingga saat ini, jumlah anggota HPI Bali mencapai lebih 6.500 orang dan mereka itu semuanya berlisensi. Pramuwisata tersebut terbagai dalam 15 divisi bahasa, diantaranya divisi bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Mandarin, Denmark, Perancis, Jepang, Rusia dan sebagainya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014