Denpasar (Antara Bali) - Pensiunan guru Ni Putu Darmini mencoba peruntungan di dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Bali melalui Partai Golongan Karya dari Daerah Pemilihan Kabupaten Buleleng.
"Sebagai orang tua, jalan-jalan yang sempit dan rusak sangat mengganggu kenyamanan saat melalui ruas jalan tersebut, karena sangat sempit dengan tikungannya banyak dan tajam," katanya memaparkan visi dan misinya di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, semua masyarakat di Kabupaten Buleleng merasakan ruas jalan yang dilalui tersebut rawan kecelakaan, lanjut dia, apabila dilalui pada malam hari sangat menakutkan karena jalan tersebut sempit dan lengang.
Perempuan yang memiliki tiga orang anak dengan satu cucu kelahiran 19 Januari 1950 tersebut menyatakan bahwa tidak habis mengerti dengan kebijakan pemerintah yang mengabaikan ruas jalan tersebut sejak berpuluh-puluh tahun, padahal mengguna jalan sangat ramai baik mobil dan kendaraan roda dua.
"Kalau dari sisi topografi wilayah memang berbukit, tetapi kondisinya tidak separah daerah-daerah lain di Sumatera, namun mereka tetap bisa membuat jalan yang lurus dan lebar sehingga perekonomian dan pendidikan pun lancar dengan tersedia ruas jalan yang bagus sekaligus ongkos juga lebih murah," ujarnya.
Menurut dia, ruas jalan Singaraja-Denpasar sudah saatnya diperjuangkan kepada pemerintah agar diperlebar dan tikungannya dipotong agar lurus, karena dampaknya sangat besar terhadap kehidupan masyarakat terutama petani, mahasiswa/mahasiswi dan buruh asal Singaraja yang merantau ke Denpasar dan selalu pulang kampung setiap hari besar keagamaan dan hari libur.
"Warga Buleleng-Singaraja yang mencari nafkah di Denpasar dan Badung cukup banyak, terutama bekerja di sektor pariwisata dan industri garmen, sementara objek -objek wisata di Buleleng juga cukup banyak, sehingga pembangunan jalan harus diperhatikan," ujarnya.
Ni Putu Sri Wahyuni, Caleg DPRD Bali Dapil Jembrana dari Partai Golkar juga menyatakan selain perjuangan bidang politik, perjuangan terpenting jika menjadi anggota DPRD adalah masalah jalan terutama di sekitar Gilimanuk.
"Jalan-jalan lingkungan di Gilimanuk banyak yang belum diaspal sehingga jika musim hujan tiba pada becek dan kotor," ujar perempuan kelahiran 26 Pebruari 1979 tersebut. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sebagai orang tua, jalan-jalan yang sempit dan rusak sangat mengganggu kenyamanan saat melalui ruas jalan tersebut, karena sangat sempit dengan tikungannya banyak dan tajam," katanya memaparkan visi dan misinya di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, semua masyarakat di Kabupaten Buleleng merasakan ruas jalan yang dilalui tersebut rawan kecelakaan, lanjut dia, apabila dilalui pada malam hari sangat menakutkan karena jalan tersebut sempit dan lengang.
Perempuan yang memiliki tiga orang anak dengan satu cucu kelahiran 19 Januari 1950 tersebut menyatakan bahwa tidak habis mengerti dengan kebijakan pemerintah yang mengabaikan ruas jalan tersebut sejak berpuluh-puluh tahun, padahal mengguna jalan sangat ramai baik mobil dan kendaraan roda dua.
"Kalau dari sisi topografi wilayah memang berbukit, tetapi kondisinya tidak separah daerah-daerah lain di Sumatera, namun mereka tetap bisa membuat jalan yang lurus dan lebar sehingga perekonomian dan pendidikan pun lancar dengan tersedia ruas jalan yang bagus sekaligus ongkos juga lebih murah," ujarnya.
Menurut dia, ruas jalan Singaraja-Denpasar sudah saatnya diperjuangkan kepada pemerintah agar diperlebar dan tikungannya dipotong agar lurus, karena dampaknya sangat besar terhadap kehidupan masyarakat terutama petani, mahasiswa/mahasiswi dan buruh asal Singaraja yang merantau ke Denpasar dan selalu pulang kampung setiap hari besar keagamaan dan hari libur.
"Warga Buleleng-Singaraja yang mencari nafkah di Denpasar dan Badung cukup banyak, terutama bekerja di sektor pariwisata dan industri garmen, sementara objek -objek wisata di Buleleng juga cukup banyak, sehingga pembangunan jalan harus diperhatikan," ujarnya.
Ni Putu Sri Wahyuni, Caleg DPRD Bali Dapil Jembrana dari Partai Golkar juga menyatakan selain perjuangan bidang politik, perjuangan terpenting jika menjadi anggota DPRD adalah masalah jalan terutama di sekitar Gilimanuk.
"Jalan-jalan lingkungan di Gilimanuk banyak yang belum diaspal sehingga jika musim hujan tiba pada becek dan kotor," ujar perempuan kelahiran 26 Pebruari 1979 tersebut. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014