Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia Denpasar menggarap pementasan sendratari kolosal oratorium Rama Sita Prana Bhuwana untuk memeriahkan pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-36 yang rencananya disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 14 Juni mendatang.

"Persiapan dilakukan sejak awal, karena lembaga pendidikan tinggi seni itu juga dipercaya tampil mengawali pembukaan PKB dengan `Adi Merdangga` yang juga akan disaksikan kepala negara," kata Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum di Denpasar, Kamis.

Pementasan kolosal seperti PKB tahun-tahun sebelumnya melibatkan ratusan dosen dan mahasiswa kini sudah mulai melakukan latihan yang intensif, tanpa mengganggu proses belajar mengajar di lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.

Persiapan dan garapan sendratari klosal itu dipercayakan kepada Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa,S.Sn., M.Sn. beserta Dekan Fakultas Seni Pertunjuk (FSP), Suharta.

Sebelum pelatihan diawali dengan pengayaan cerita dan membagi babak per babak cerita. Latihan perdana sejak Senin (24/3) bertempat di Gedung Citta Kelangen lantai tiga ISI.

Denpasar.

Oratorium Rama Sita Prana Bhuwana mengisahkan tentang Raja Agung Rahwana yang ditakuti para dewa khayangan menugaskan Wibisana menjaga istrinya Dewi Tari selama melakukan tapa di Gunung Gokarna, dan mengawasi akan kelahiran bayinya.

Bila lahir anak laki-laki pertanda kemasyuran Alengka dan sebaliknya jika lahir anak perempuan pertanda keruntuhan negara yang mereka cintai.

Namun hanya berselang beberapa lama lahirlah putri dari Wibisana (Dewi Sita), karena teringat pesan Rahwana, maka Wibisana menggantikan Dewi Sita dengan Menganada yakni putra yang diciptakan dari gumpalan awan pekat dengan wajah menakutkan.

Dalam kepanikan menyelamatkan Dewi Sita muncullah Dewi Pertiwi dan membawanya ke bumi Matila. Di Kerajaan Matila dengan Raja Prabu Jenaka, merupakan negara yang subur akan hasil pertanian.

Mendengar jeritan bayi maka Raja Jenaka memungut Dewi Sita sebagai putri. Saat Dewi Sita dewasa Raja Jenaka menyelenggarakan sayembara untuk mencari pangeran sebagai pasangan putrinya.

Hari sayembara telah tiba, para raja di belahan Jambuwarsa berdatangan, dan tidak ketinggalan pula Pangeran Ayodya, Sri Rama beserta adiknya Laksamana.

Langit dan bumi tidak dapat dipisahkan Rama dan Sita pun bersatu. Upacara pernikahan pun digelar.

Pementasan babak berikutnya Ramaprasu seorang Rsi yang penuh dendam tidak henti-hentinya memburu para ksatria di belahan dunia. Mendengar keberhasilan Rama maka Ramaprasu menghadang rombongan Rama dan menantang Rama mengadu kanuragan.

Namun atas bisikan Wasista, Rama berhasil menaklukkan kesombongan Ramaprasu (Ramabergawa). Bargawa menghormat dan menghargai Rama sebagai titisan Wisnu serta menyarankan untuk menjaga Dewi Sita sebagai perwujudan dewi Bumi pembawa kesuburan.

Pementasan sendratari klosal Oratorium Rama Sita Prana Bhuwana tersebut sesuai dengan tema PKB kali ini yakni "Kertamasa: Dinamika Kehidupan Masyarakat Agraris Menuju Kesejahteraan Semesta".  (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014