Denpasar (Antara Bali) - Seorang putri Nusa Tenggara Timur (NTT), Veronika Ego berjuang merebut kursi DPRD Bali melalui kendaraan politik Partai Gerindra Dapil Tabanan, karena peduli terhadap pendidikan melalui beasiswa dan pertanian dengan mempertahankan areal sawah produktif.
"Kami mengadu nasib, mudah-mudahan masyarakat Bali bisa menerima saya sebagai wakilnya," ujarnya di Denpasar, Rabu.
Veronica yang menekuni profesi sebagai Agen Asuransi Jiwa bersama Bumi Putra 1912 ini menyatakan ketertarikannya terhadap dunia politik setelah melihat berbagai masalah yang sangat mengetuk hati nuraninya, terutama alih fungsi lahan produktif di Kabupaten Tabanan menjadi kawasan perumahan mewah.
Menurut dia, sejak dahulu Tabanan terkenal sebagai lumbung padi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Bali, namun sekarang ini areal persawahan padi sudah makin berkurang beralih fungsi menjadi lahan perumahan.
Dengan hanya sebagai pegawai asuransi, menurut perempuan kelahiran 25 Juni 1966 ini menyatakan jelas susah melarang masyarakat menjual sawah dengan harga yang murah untuk dijadikan perumahan oleh pemilik modal baik dari dalam dan luar negeri.
"Kalau didiamkan seperti ini, tidak lama lagi lahan sawah produktif di Tabanan akan habis semua menjadi perumahan mewah, sehingga mengancam stok pangan di seluruh wilayah Bali," ujar ibu dua anak dan istri dari I Nyoman Sukadana.
Perempuan yang memegang falsafah hidup 'Uang tidak segalanya, tetapi kesehatan jauh lebih penting' ini menyatakan, terdorong menjadi caleg semata-mata keprihatinan terhadap nasib Tabanan.
"Bila nanti beruntung terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Bali, tentunya berkesempatan ikut mengatasi masalah-masalah tersebut melalui penyusunan regulasi yang berpihak kepada masyarakat petani, dengan membiarkan sawahnya tidak terjual dan bahkan ditanami padi dan palawija," ujarnya.
Setelah itu, katanya, diperjuangkan anggaran agar pemerintah membangun lebih banyak pasar tradisional, sehingga hasil-hasil dari produk pertanian kembali kepada masyarakat petani, kalau swalayan yang banyak keuntungan lebih banyak kepada pemilik modal yang mendapatkan.
Sementara itu, Ni Wayan Sukrawati, Caleg Partai Demokrat Dapil V Kuta Selatan menyatakan, para petani perlu diberikan pembinaan dan bantuan modal usaha agar mampu menjalankan usaha pertaniannya dengan baik.
"Keberadaan pupuk bersubsidi dan bibit gratis merupakan solusi yang akan diperjuangkan jika nanti terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Badung," ujar ibu empat anak, wiraswastawan kelahiran 2 Januari 1968 asal Jembrana ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami mengadu nasib, mudah-mudahan masyarakat Bali bisa menerima saya sebagai wakilnya," ujarnya di Denpasar, Rabu.
Veronica yang menekuni profesi sebagai Agen Asuransi Jiwa bersama Bumi Putra 1912 ini menyatakan ketertarikannya terhadap dunia politik setelah melihat berbagai masalah yang sangat mengetuk hati nuraninya, terutama alih fungsi lahan produktif di Kabupaten Tabanan menjadi kawasan perumahan mewah.
Menurut dia, sejak dahulu Tabanan terkenal sebagai lumbung padi untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di Bali, namun sekarang ini areal persawahan padi sudah makin berkurang beralih fungsi menjadi lahan perumahan.
Dengan hanya sebagai pegawai asuransi, menurut perempuan kelahiran 25 Juni 1966 ini menyatakan jelas susah melarang masyarakat menjual sawah dengan harga yang murah untuk dijadikan perumahan oleh pemilik modal baik dari dalam dan luar negeri.
"Kalau didiamkan seperti ini, tidak lama lagi lahan sawah produktif di Tabanan akan habis semua menjadi perumahan mewah, sehingga mengancam stok pangan di seluruh wilayah Bali," ujar ibu dua anak dan istri dari I Nyoman Sukadana.
Perempuan yang memegang falsafah hidup 'Uang tidak segalanya, tetapi kesehatan jauh lebih penting' ini menyatakan, terdorong menjadi caleg semata-mata keprihatinan terhadap nasib Tabanan.
"Bila nanti beruntung terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Bali, tentunya berkesempatan ikut mengatasi masalah-masalah tersebut melalui penyusunan regulasi yang berpihak kepada masyarakat petani, dengan membiarkan sawahnya tidak terjual dan bahkan ditanami padi dan palawija," ujarnya.
Setelah itu, katanya, diperjuangkan anggaran agar pemerintah membangun lebih banyak pasar tradisional, sehingga hasil-hasil dari produk pertanian kembali kepada masyarakat petani, kalau swalayan yang banyak keuntungan lebih banyak kepada pemilik modal yang mendapatkan.
Sementara itu, Ni Wayan Sukrawati, Caleg Partai Demokrat Dapil V Kuta Selatan menyatakan, para petani perlu diberikan pembinaan dan bantuan modal usaha agar mampu menjalankan usaha pertaniannya dengan baik.
"Keberadaan pupuk bersubsidi dan bibit gratis merupakan solusi yang akan diperjuangkan jika nanti terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Badung," ujar ibu empat anak, wiraswastawan kelahiran 2 Januari 1968 asal Jembrana ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014