Denpasar (Antara Bali) - Singapura menjadi pasar potensial hasil kerajinan berbahan baku kulit dari Bali dengan tingkat penyerapan 20,55 persen dari total devisa yang dihasilkan matadagangan itu sebesar 9,23 juta dolar AS selama 2013.
"Perolehan devisa tersebut merosot 4,55 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 9,67 juta dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan 10 negara terbanyak menyerap hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali berbahan baku kulit menyusul Jepang 18,11 persen, Italia 13,19 persen, dan Amerika Serikat 8,22 persen.
Selain itu, kerajinan itu juga menembus pasaran Australia 6,27 persen, Inggris 0,29 persen, Hong Kong 0,05 persen, Spanyol 5,16 persen, Belanda 9,54 persen, Prancis 5,22 persen, dan sisanya 13,26 persen menembus berbagai negara lainnya.
Ketut Teneng mengatakan dari segi volume ekspor kerajinan berbahan baku kulit itu, juga merosot 38,03 persen dari 10,40 juta unit pada 2012 menjadi 6,65 juta unit pada 2013.
Hasil kerajinan kulit, katanya, hanya mampu memberikan kontribusi 1,90 persen dari total ekspor Bali sebesar 486,06 juta dolar AS pada 2013, meningkat tipis 0,88 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 481,83 juta dolar AS.
Hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu, antara berupa jaket, sepatu, tas, dan ikat pinggang. Produk itu bagian dari 17 jenis hasil kerajinan rumah tangga yang menembus pasaran luar negeri.
Ketut Teneng menjelaskan aneka jenis kerajinan kulit dibuat dengan rancang bangun sedemikian rupa, sesuai selera konsumen luar negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Perolehan devisa tersebut merosot 4,55 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 9,67 juta dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan 10 negara terbanyak menyerap hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali berbahan baku kulit menyusul Jepang 18,11 persen, Italia 13,19 persen, dan Amerika Serikat 8,22 persen.
Selain itu, kerajinan itu juga menembus pasaran Australia 6,27 persen, Inggris 0,29 persen, Hong Kong 0,05 persen, Spanyol 5,16 persen, Belanda 9,54 persen, Prancis 5,22 persen, dan sisanya 13,26 persen menembus berbagai negara lainnya.
Ketut Teneng mengatakan dari segi volume ekspor kerajinan berbahan baku kulit itu, juga merosot 38,03 persen dari 10,40 juta unit pada 2012 menjadi 6,65 juta unit pada 2013.
Hasil kerajinan kulit, katanya, hanya mampu memberikan kontribusi 1,90 persen dari total ekspor Bali sebesar 486,06 juta dolar AS pada 2013, meningkat tipis 0,88 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 481,83 juta dolar AS.
Hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu, antara berupa jaket, sepatu, tas, dan ikat pinggang. Produk itu bagian dari 17 jenis hasil kerajinan rumah tangga yang menembus pasaran luar negeri.
Ketut Teneng menjelaskan aneka jenis kerajinan kulit dibuat dengan rancang bangun sedemikian rupa, sesuai selera konsumen luar negeri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014