Denpasar (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyatakan kenaikan enam kelompok pengeluaran masyarakat memicu terjadinya inflasi di Kota Denpasar sebesar 0,37 persen pada bulan Februari 2014, atau lebih tinggi dibanding inflasi tingkat nasional yang tercatat 0,26 persen.
"Enam kelompok pengeluaran tersebut, antara lain makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, bahan makanan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan bahwa kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,46 persen, menyusul bahan makanan 0,50 persen, sandang 0,43 persen kesehatan 0,35 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen.
Selain itu, juga kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,01 persen. Satu kelompok pengeluaran lainnya transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Kondisi itu disertai dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 109,54. Tingkat inflasi tahun kelender pada bulan Februari 2014 sebesar 1,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun, yakni Februari 2014 terhadap Februari 2013 sebesar 6,11 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, komponen inti pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, komponen volatle inflasi sebesar 0,07 persen, dan komponen administratif inflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, sebanyak 55 kota di antaranya mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 2,73 persen dan terendah di Tanjung dan Balikpapan masing-masing sebesar 0,18 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, Kota Denpasar berada pada urutan ke-33 dari 55 kota di Indonesia yang mengalami deflasi, ujar Panusunan Siregar.
Panusunan Siregar menjelaskan bahwa inflasi di Kota Singaraja, ibu kota Kabupaten Buleleng Bali Utara relatif sama, yakni 0,37 persen pada bulan Februari 2014. Namun, dengan IHK sebesar 115,10.
Dari 82 kota IHK tercatat 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Indeks tertinggi terjadi di Pontianak 2,73 persen dengan IHK 114,83 dan terendah di Probolinggo dan Bandar Lampung masing-masing 0,02 persen dan IHK masing-masing 110,10 dan 112,25.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 2,43 persen dengan IHK 111 dan terendah terjadi di Kota Tanjung 0,18 persen dengan IHK 109,80, ujar Panusunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Enam kelompok pengeluaran tersebut, antara lain makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, bahan makanan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan bahwa kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,46 persen, menyusul bahan makanan 0,50 persen, sandang 0,43 persen kesehatan 0,35 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen.
Selain itu, juga kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,01 persen. Satu kelompok pengeluaran lainnya transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Kondisi itu disertai dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 109,54. Tingkat inflasi tahun kelender pada bulan Februari 2014 sebesar 1,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun, yakni Februari 2014 terhadap Februari 2013 sebesar 6,11 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, komponen inti pada bulan Januari 2014 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, komponen volatle inflasi sebesar 0,07 persen, dan komponen administratif inflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, sebanyak 55 kota di antaranya mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 2,73 persen dan terendah di Tanjung dan Balikpapan masing-masing sebesar 0,18 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, Kota Denpasar berada pada urutan ke-33 dari 55 kota di Indonesia yang mengalami deflasi, ujar Panusunan Siregar.
Panusunan Siregar menjelaskan bahwa inflasi di Kota Singaraja, ibu kota Kabupaten Buleleng Bali Utara relatif sama, yakni 0,37 persen pada bulan Februari 2014. Namun, dengan IHK sebesar 115,10.
Dari 82 kota IHK tercatat 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Indeks tertinggi terjadi di Pontianak 2,73 persen dengan IHK 114,83 dan terendah di Probolinggo dan Bandar Lampung masing-masing 0,02 persen dan IHK masing-masing 110,10 dan 112,25.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 2,43 persen dengan IHK 111 dan terendah terjadi di Kota Tanjung 0,18 persen dengan IHK 109,80, ujar Panusunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014