Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan bantuan uang tunai dan beras dari "kantong" pribadinya kepada dua kepala keluarga miskin yang memiliki anak difabel di Kota Denpasar.
"Sebenarnya ini urusan Pemerintah Kota Denpasar, tetapi karena tidak ada yang menangani, jadi sementara ini sampai keluar APBD Perubahan 2014, biar saya yang urus," katanya saat melihat langsung kondisi dua KK miskin itu di Denpasar, Rabu.
Pastika pada kesempatan itu mengunjungi rumah pasangan Nengah Sumerti-Nyoman Sadra dan pasangan Nyoman Darma-Nyoman Sarmini di Jalan Bung Tomo X, Banjar (Dusun) Mertayasa, Kota Denpasar.
Kedua pasangan yang masih memiliki hubungan keluarga itu sama-sama memiliki anak yang tuna daksa atau mengalami cacat tubuh. Pasangan Sumerti-Sadra yang memiliki enam orang anak itu, dua anaknya mengalami kelumpuhan dan bagian tubuh mengecil sehingga hanya bisa terbaring lemas. Meskipun anak mereka sudah berusia 23 dan 19 tahun, tetapi ukuran tubuhnya masih seperti anak-anak dan ditidurkan di lantai tanpa alas.
Sedangkan pasangan Darma-Sarmini ini, empat dari lima anaknya juga mengalami cacat tubuh, namun tidak separah anak Sumerti-Sadra, karena anak mereka itu masih bisa duduk.
Kedua KK tersebut itu menggantungkan hidupnya dari pekerjaan tidak tetap sebagai tukang panggul di pasar dan buruh bangunan. Mereka tinggal di tanah kontrakan seluas 1,5 are dengan bangunan semi permanen bersama lima KK lainnya atau jika ditotal ada 29 anggota keluarga.
Keluarga yang berasal dari Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem itu sengaja mengadu nasib ke Denpasar sejak 15 tahun lalu karena di kampung halamannya kesulitan mencari nafkah.
Melihat kondisi memprihatinkan dari keluarga tersebut, Pastika langsung memberikan bantuan uang tunai Rp1 juta untuk masing-masing pasangan yang memiliki anak difabel tersebut.
"Saya secara pribadi akan menggaji Rp1 juta sebulan untuk satu KK, tetapi tidak boleh lagi menjadi tukang panggul lagi dan harus mengurus anak-anak di rumah," kata Pastika kepada Sumerti dan Sumarni.
Selain uang tunai, ia juga akan memberikan bantuan beras sebanyak 50 kilogram setiap bulan untuk satu KK. Bantuan uang dan beras tersebut akan diberikan hingga keluar dana dari APBD Bali.
"Bantuan dari Dinas Sosial saat ini tidak mungkin. Ini solusi sementara sampai diurus secara proporsional oleh Dinas Sosial karena selama ini tidak dianggarkan. Kami harap bagi warga yang mampu juga bisa peduli terhadap persoalan keluarga miskin seperti ini," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Pada kesempatan itu juga langsung diserahkan bantuan bahan pokok berupa beras, mie instan, dan telur yang disumbangkan oleh Humas Pemprov Bali dan Dinas Sosial Provinsi Bali. Pastika dalam peninjauan itu juga berkesempatan melihat bantuan dua rumah yang akan diberikan kepada keluarga tersebut. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sebenarnya ini urusan Pemerintah Kota Denpasar, tetapi karena tidak ada yang menangani, jadi sementara ini sampai keluar APBD Perubahan 2014, biar saya yang urus," katanya saat melihat langsung kondisi dua KK miskin itu di Denpasar, Rabu.
Pastika pada kesempatan itu mengunjungi rumah pasangan Nengah Sumerti-Nyoman Sadra dan pasangan Nyoman Darma-Nyoman Sarmini di Jalan Bung Tomo X, Banjar (Dusun) Mertayasa, Kota Denpasar.
Kedua pasangan yang masih memiliki hubungan keluarga itu sama-sama memiliki anak yang tuna daksa atau mengalami cacat tubuh. Pasangan Sumerti-Sadra yang memiliki enam orang anak itu, dua anaknya mengalami kelumpuhan dan bagian tubuh mengecil sehingga hanya bisa terbaring lemas. Meskipun anak mereka sudah berusia 23 dan 19 tahun, tetapi ukuran tubuhnya masih seperti anak-anak dan ditidurkan di lantai tanpa alas.
Sedangkan pasangan Darma-Sarmini ini, empat dari lima anaknya juga mengalami cacat tubuh, namun tidak separah anak Sumerti-Sadra, karena anak mereka itu masih bisa duduk.
Kedua KK tersebut itu menggantungkan hidupnya dari pekerjaan tidak tetap sebagai tukang panggul di pasar dan buruh bangunan. Mereka tinggal di tanah kontrakan seluas 1,5 are dengan bangunan semi permanen bersama lima KK lainnya atau jika ditotal ada 29 anggota keluarga.
Keluarga yang berasal dari Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem itu sengaja mengadu nasib ke Denpasar sejak 15 tahun lalu karena di kampung halamannya kesulitan mencari nafkah.
Melihat kondisi memprihatinkan dari keluarga tersebut, Pastika langsung memberikan bantuan uang tunai Rp1 juta untuk masing-masing pasangan yang memiliki anak difabel tersebut.
"Saya secara pribadi akan menggaji Rp1 juta sebulan untuk satu KK, tetapi tidak boleh lagi menjadi tukang panggul lagi dan harus mengurus anak-anak di rumah," kata Pastika kepada Sumerti dan Sumarni.
Selain uang tunai, ia juga akan memberikan bantuan beras sebanyak 50 kilogram setiap bulan untuk satu KK. Bantuan uang dan beras tersebut akan diberikan hingga keluar dana dari APBD Bali.
"Bantuan dari Dinas Sosial saat ini tidak mungkin. Ini solusi sementara sampai diurus secara proporsional oleh Dinas Sosial karena selama ini tidak dianggarkan. Kami harap bagi warga yang mampu juga bisa peduli terhadap persoalan keluarga miskin seperti ini," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Pada kesempatan itu juga langsung diserahkan bantuan bahan pokok berupa beras, mie instan, dan telur yang disumbangkan oleh Humas Pemprov Bali dan Dinas Sosial Provinsi Bali. Pastika dalam peninjauan itu juga berkesempatan melihat bantuan dua rumah yang akan diberikan kepada keluarga tersebut. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014