Denpasar (Antara Bali) - Laju inflasi di Kota Denpasar pada Januari 2014 sebesar 1,26 persen atau lebih tinggi daripada inflasi tingkat nasional yang hanya 1,07 persen.
"Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun yakni Januari 2014 terhadap Januari 2013 sebesar 6,55 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Menurut fia, inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya indeks seluruh kelompok pengeluaran yang meliputi kelompok kesehatan sebesar 4,24 persen dan kelompok bahan makanan 2,47 persen.
Selain itu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau meningkat 1,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang 0,72 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,34 persen.
Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga meningkat 0,28 persen. Dengan demikian kelompok inti menglami inflasi sebesar 0,60 persen, komponen volatile inflasi sebesar 0,44 persen dan komponen administratif inflasi sebesar 0,21 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Januari 2014 antara lain mobil, bahan bakar rumah tangga, obat dengan resep, shampo, daging ayam ras, tahu mentah, bawang merah dan tarif angkutan udara.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran servei, 78 kota di antaranya mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen dan terendah di Pontianak 0,04 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,17 persen dan terendah di Manokwari 0,07 persen.
Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, Kota Denpasar menempati urutan ke-28 dari 78 kota yang mengalami inflasi. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun yakni Januari 2014 terhadap Januari 2013 sebesar 6,55 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Menurut fia, inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya indeks seluruh kelompok pengeluaran yang meliputi kelompok kesehatan sebesar 4,24 persen dan kelompok bahan makanan 2,47 persen.
Selain itu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau meningkat 1,44 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang 0,72 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,34 persen.
Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga meningkat 0,28 persen. Dengan demikian kelompok inti menglami inflasi sebesar 0,60 persen, komponen volatile inflasi sebesar 0,44 persen dan komponen administratif inflasi sebesar 0,21 persen.
Panusunan Siregar menjelaskan, komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Januari 2014 antara lain mobil, bahan bakar rumah tangga, obat dengan resep, shampo, daging ayam ras, tahu mentah, bawang merah dan tarif angkutan udara.
Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran servei, 78 kota di antaranya mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen dan terendah di Pontianak 0,04 persen.
Panusunan Siregar menambahkan, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,17 persen dan terendah di Manokwari 0,07 persen.
Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, Kota Denpasar menempati urutan ke-28 dari 78 kota yang mengalami inflasi. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014