Yogyakarta (Antara Bali) - Delapan belas pejabat senior universitas, kementerian pendidikan tinggi, dan badan pembuat kebijakan yang mewakili 15 negara di Asia Pasifik berkumpul untuk mengeksplorasi bagaimana memanfaatkan metodologi baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus mengurangi biaya operasional.
"Workshop ini diselenggarakan di Ros In Hotel Yogyakarta sejak 07-11 Oktober yang bertujuan untuk mengantisipasi makin meningkatnya biaya pendidikan tinggi di sebagian besar negara khususnya di Asia, sehingga dapat diakses oleh banyak kaum muda dan dengan dampak yang serius bagi kualitas tenaga kerja di masa depan," kata Unit Hubungan Masyarakat dan Informasi APO, Martini Abdul Aziz.
The Asian Productivity Organization (APO) yang berbasis di Tokyo, akan mengadakan workshop pertama untuk meningkatkan produktivitas di perguruan tinggi, bekerjasama dengan Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Pengembangan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Indonesia.
Para ahli seperti Prof Hamish Coates dari University of Melbourne Australia, Dr Charles Hatcher dari California Competes, Amerika Serikat, dan Dr Louie Divinagracia dari Universitas Pelita Harapan Surabaya akan memimpin diskusi tentang elemen-elemen penting peningkatan produktivitas dan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pendidikan tinggi.
Peserta akan mempelajari praktek-praktek terbaik dalam meningkatkan produktivitas dan meninjau model yang ada dan metodologi untuk mengukur produktivitas dalam pendidikan tinggi
Lokakarya ini diharapkan mampu mengembangkan kerangka kerja dan rencana aksi untuk meningkatkan produktivitas lembaga pendidikan di anggota APO .
APO didirikan pada tahun 1961 sebagai organisasi antarpemerintah regional dengan misi memberikan kontribusi bagi pembangunan sosial ekonomi berkelanjutan di wilayah Asia - Pasifik melalui promosi produktivitas.
Keanggotaan saat ini terdiri dari 20 negara yang mendukung negara-negara anggotanya melalui upaya peningkatan kapasitas seperti pelatihan, lokakarya, seminar, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan produktivitas. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Workshop ini diselenggarakan di Ros In Hotel Yogyakarta sejak 07-11 Oktober yang bertujuan untuk mengantisipasi makin meningkatnya biaya pendidikan tinggi di sebagian besar negara khususnya di Asia, sehingga dapat diakses oleh banyak kaum muda dan dengan dampak yang serius bagi kualitas tenaga kerja di masa depan," kata Unit Hubungan Masyarakat dan Informasi APO, Martini Abdul Aziz.
The Asian Productivity Organization (APO) yang berbasis di Tokyo, akan mengadakan workshop pertama untuk meningkatkan produktivitas di perguruan tinggi, bekerjasama dengan Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Pengembangan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Indonesia.
Para ahli seperti Prof Hamish Coates dari University of Melbourne Australia, Dr Charles Hatcher dari California Competes, Amerika Serikat, dan Dr Louie Divinagracia dari Universitas Pelita Harapan Surabaya akan memimpin diskusi tentang elemen-elemen penting peningkatan produktivitas dan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pendidikan tinggi.
Peserta akan mempelajari praktek-praktek terbaik dalam meningkatkan produktivitas dan meninjau model yang ada dan metodologi untuk mengukur produktivitas dalam pendidikan tinggi
Lokakarya ini diharapkan mampu mengembangkan kerangka kerja dan rencana aksi untuk meningkatkan produktivitas lembaga pendidikan di anggota APO .
APO didirikan pada tahun 1961 sebagai organisasi antarpemerintah regional dengan misi memberikan kontribusi bagi pembangunan sosial ekonomi berkelanjutan di wilayah Asia - Pasifik melalui promosi produktivitas.
Keanggotaan saat ini terdiri dari 20 negara yang mendukung negara-negara anggotanya melalui upaya peningkatan kapasitas seperti pelatihan, lokakarya, seminar, dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan produktivitas. (DWA)
Editor : Dewa Sudiarta Wiguna
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013