Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menegaskan tidak akan mengembangkan sapi perah untuk menjaga keaslian plasma nutfah sapi di daerah itu dan menghindari kemungkinan terjangkitnya penyakit penyebab keguguran.

"Kita harus lindungi plasma nutfah sapi bali dan itu tidak boleh dicampur-campur dengan jenis sapi lainnya. Memang saya dulu sempat berpikiran untuk mengembangkan sapi perah maupun melakukan perkawinan silang antara sapi dari daerah kita dengan sapi dari Benua Eropa," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Sabtu.

Namun, ujar dia, ide itu urung direalisasikan setelah mendengar penjelasan dari para ahli peternakan yang mengemukakan berbagai dampak negatifnya. Jika untuk memenuhi kebutuhan susu, lebih baik dikembangkan peternakan kambing etawa karena susu kambing kandungan kalsiumnya lima kali lebih besar daripada susu sapi.

Pastika mengemukakan hal tersebut menanggapi usulan Adnyana, seorang warga dari Petang, Kabupaten Badung, pada acara simakrama (temu wicara) yang menginginkan Pemprov Bali dapat memfasilitasi pengembangan sapi perah untuk membuka lebih banyak lapangan kerja dan membudayakan masyarakat minum susu segar.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra menambahkan bahwa pengembangan sapi perah itu tidak menguntungkan. Berdasarkan pengalaman di Karangasem, sapi perah yang dikembangkan desa adat, di sana peternak justru merugi. (LHS)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013