Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar mengenang kepergian koreografer mumpuni Bali I Nyoman Sura S Sn. Msn yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
"Acara obituari Nyoman Sura bertajuk `Liuk Gerak Terakhir Nyoman Sura`, akan digelar Rabu (18/9) pukul 18.00 WITA di BBB jalan Ida Bagus Mantra 88 A Ketewel, Gianyar," kata Staf BBB Putu Aryastawa di Denpasar, Senin.
I Nyoman Sura (37) seorang koreografer telah berpulang pada Jumat, 9 Agustus 2013 akibat sakit yang dideritanya.
Kegiatan digelar bertepatan dengan 40 hari kepergian Nyoman Sura yang akan diisi dengan diskusi, pemutaran video dan dokumentasi foto perihal perjalanan Nyoman Sura sebagai upaya mengenang dan memaknai capaian kreatif yang telah diraihnya selama ini.
Nyoman Sura, lahir di Kesiman, 10 April 1976. Sepanjang tahun 1995-2000, Sura memenangkan The Best Choreography dalam Lomba Karya Cipta Gerak (LCKG) Se Jawa-Bali. Ajang Indonesian Dance Festival (IDF) 2004 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, menjadi gerbang yang membukakan mata publik untuk melirik penari berkulit hitam itu.
Pernah membawakan tari untuk pembukaan pameran Matahari di Nepal yang memamerkan lukisan Wayan Sujana Suklu, atau juga Oka Rusmini yang memintanya menari dengan iringan puisi Oka Rusmini pada Pesta Sastra Internasional.
Dengan ketrampilannya mengolah gerak pula yang mengundang Garin Nugroho, Sutradara Film, untuk menyertakannya bersanding dengan Miroto, Retno Maruti dalam film Opera Jawa.
Sejumlah penari yang pernah berkolaborasi dengannya antara lain Marcia Hydee, penari balet asal Jerman dalam Rama-Sinta (2000), Gary Molking dari California dalam Guest Global Healing Conference, Japanese Dancer dalam International Umbul-umbul Festival.
Almarhum juga pernah berpartisipasi di Singapore Art Festival bersama Arti Foundation mempersembahkan Ritus Legong yang dikoreografi sendiri olehnya (2001), tampil pada acara Indonesian Dance Festival (2004).
Nyoman Sura juga kerap kali hadir dalam acara-acara internasional, seperti di Washington, New York dan California (USA) untuk adaptasi film Opera Jawa karya sutradara Garin Nugroho.
Berkolaborasi dengan Robert Brown, maestro biola dari Jerman, tampil di Adelaide, Australia. Tahun 2011, tampil di Solo International Performing Art (SIPA) dan Jogja International Performing Art (JIPA).
Pada pertengahan Mei 2013 lalu, ia sempat menghadiri festival kesenian di Belanda. Karya-karya tari Nyoman Sura antara lain Manusia dan Koper, Bulan Mati, Waktu Itu, Sembah Sang Dewi, Swandewi, Lakuku, Lenda-Lendi, Kuak, Cak Sunda Upasuda bersama Wayan Dibia, Ritus Legong, Tajen, Dua-1, Daku.
"Diharapkan acara ini tidak hanya sekedar mengingat kembali atas capaian yang telah diraih Nyoman Sura, akan tetapi kita juga dapat memaknai kehadiran Nyoman Sura sebagai dorongan bagi kawan-kawan muda khususnya di Bali untuk tetap terus berkarya dan mencipta karya seni," ujar Putu Aryastawa. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Acara obituari Nyoman Sura bertajuk `Liuk Gerak Terakhir Nyoman Sura`, akan digelar Rabu (18/9) pukul 18.00 WITA di BBB jalan Ida Bagus Mantra 88 A Ketewel, Gianyar," kata Staf BBB Putu Aryastawa di Denpasar, Senin.
I Nyoman Sura (37) seorang koreografer telah berpulang pada Jumat, 9 Agustus 2013 akibat sakit yang dideritanya.
Kegiatan digelar bertepatan dengan 40 hari kepergian Nyoman Sura yang akan diisi dengan diskusi, pemutaran video dan dokumentasi foto perihal perjalanan Nyoman Sura sebagai upaya mengenang dan memaknai capaian kreatif yang telah diraihnya selama ini.
Nyoman Sura, lahir di Kesiman, 10 April 1976. Sepanjang tahun 1995-2000, Sura memenangkan The Best Choreography dalam Lomba Karya Cipta Gerak (LCKG) Se Jawa-Bali. Ajang Indonesian Dance Festival (IDF) 2004 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, menjadi gerbang yang membukakan mata publik untuk melirik penari berkulit hitam itu.
Pernah membawakan tari untuk pembukaan pameran Matahari di Nepal yang memamerkan lukisan Wayan Sujana Suklu, atau juga Oka Rusmini yang memintanya menari dengan iringan puisi Oka Rusmini pada Pesta Sastra Internasional.
Dengan ketrampilannya mengolah gerak pula yang mengundang Garin Nugroho, Sutradara Film, untuk menyertakannya bersanding dengan Miroto, Retno Maruti dalam film Opera Jawa.
Sejumlah penari yang pernah berkolaborasi dengannya antara lain Marcia Hydee, penari balet asal Jerman dalam Rama-Sinta (2000), Gary Molking dari California dalam Guest Global Healing Conference, Japanese Dancer dalam International Umbul-umbul Festival.
Almarhum juga pernah berpartisipasi di Singapore Art Festival bersama Arti Foundation mempersembahkan Ritus Legong yang dikoreografi sendiri olehnya (2001), tampil pada acara Indonesian Dance Festival (2004).
Nyoman Sura juga kerap kali hadir dalam acara-acara internasional, seperti di Washington, New York dan California (USA) untuk adaptasi film Opera Jawa karya sutradara Garin Nugroho.
Berkolaborasi dengan Robert Brown, maestro biola dari Jerman, tampil di Adelaide, Australia. Tahun 2011, tampil di Solo International Performing Art (SIPA) dan Jogja International Performing Art (JIPA).
Pada pertengahan Mei 2013 lalu, ia sempat menghadiri festival kesenian di Belanda. Karya-karya tari Nyoman Sura antara lain Manusia dan Koper, Bulan Mati, Waktu Itu, Sembah Sang Dewi, Swandewi, Lakuku, Lenda-Lendi, Kuak, Cak Sunda Upasuda bersama Wayan Dibia, Ritus Legong, Tajen, Dua-1, Daku.
"Diharapkan acara ini tidak hanya sekedar mengingat kembali atas capaian yang telah diraih Nyoman Sura, akan tetapi kita juga dapat memaknai kehadiran Nyoman Sura sebagai dorongan bagi kawan-kawan muda khususnya di Bali untuk tetap terus berkarya dan mencipta karya seni," ujar Putu Aryastawa. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013