Denpasar (Antara Bali) - Konsulat Jenderal India di Bali bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Denpasar memperingati Hari Saraswati sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan dengan berbagai acara pertunjukan seni.
Juru Bicara Konjen India di Bali Utei Charaleghy Pamphila di Denpasar, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan itu juga didukung dua lembaga, yakni Yogabarn Ubud dan Ashram Brahma Kumaris Denpasar.
"Kami melibatkan lebih dari 50 siswa dari berbagai sekolah negeri dan sekolah internasional dalam kegiatan ini," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Saraswati adalah salah satu dewi Hindu dan dikenal sebagai dewi pembelajaran, pengetahuan, dan kebijaksanaan.
Ada delapan pertunjukan yang dipentaskan dalam perayaan Hari Saraswati itu, termasuk tari klasik, bincang-bincang, wayang, dan musik.
Kegiatan dimulai dari "Allaripu" atau doa pembuka. Penampilan berikutnya adalah Deva Stuthi yang berarti berdoa pada Tuhan, yang dilanjutkan oleh tari Bharatnatyam dan Kathak oleh siswa-siswa Pusat Kebudayaan India.
Bincang-bincang mengenai Dewi Saraswati dalam konteks kitab suci Weda disampaikan oleh ahli bahasa Sansekerta di Bali Prof Dr Subash Chandra Dash.
Sejumlah siswa SMA Negeri 8 Denpasar menyajikan pertunjukan wayang bertemakan Dewi Saraswati. Penampilan terakhir dibawakan grup vokal dan instrumental dari Yogabarn Ubud.
Dalam Bahasa Sansekerta, kata sara berarti "esensi" dan swa berarti "diri" sehingga Saraswati berarti "esensi diri." Legenda menyatakan bahwa Ia menciptakan bahasa Sansekerta dan menemukan Veena, alat musik mirip kecapi.
Dewi Saraswati adalah simbol pengetahuan dan kebijaksanaan yang mewakili kemurnian pikiran, ucapan dan tindakan. Dewi Saraswati dipuja dalam tradisi Hindu sejak zaman Weda.
"Di India, Hari Saraswati dirayakan pada Shri Panchami pada bulan Januari atau Februari setiap tahun, namun di Bali dirayakan dua kali setahun," katanya.
Hari Saraswati adalah hari yang penuh harapan bagi Bali dan dirayakan dengan membawa persembahan kepada kitab suci dan buku-buku di rumah-rumah mereka, sedangkan siswa merayakannya di sekolah. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Juru Bicara Konjen India di Bali Utei Charaleghy Pamphila di Denpasar, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan itu juga didukung dua lembaga, yakni Yogabarn Ubud dan Ashram Brahma Kumaris Denpasar.
"Kami melibatkan lebih dari 50 siswa dari berbagai sekolah negeri dan sekolah internasional dalam kegiatan ini," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Saraswati adalah salah satu dewi Hindu dan dikenal sebagai dewi pembelajaran, pengetahuan, dan kebijaksanaan.
Ada delapan pertunjukan yang dipentaskan dalam perayaan Hari Saraswati itu, termasuk tari klasik, bincang-bincang, wayang, dan musik.
Kegiatan dimulai dari "Allaripu" atau doa pembuka. Penampilan berikutnya adalah Deva Stuthi yang berarti berdoa pada Tuhan, yang dilanjutkan oleh tari Bharatnatyam dan Kathak oleh siswa-siswa Pusat Kebudayaan India.
Bincang-bincang mengenai Dewi Saraswati dalam konteks kitab suci Weda disampaikan oleh ahli bahasa Sansekerta di Bali Prof Dr Subash Chandra Dash.
Sejumlah siswa SMA Negeri 8 Denpasar menyajikan pertunjukan wayang bertemakan Dewi Saraswati. Penampilan terakhir dibawakan grup vokal dan instrumental dari Yogabarn Ubud.
Dalam Bahasa Sansekerta, kata sara berarti "esensi" dan swa berarti "diri" sehingga Saraswati berarti "esensi diri." Legenda menyatakan bahwa Ia menciptakan bahasa Sansekerta dan menemukan Veena, alat musik mirip kecapi.
Dewi Saraswati adalah simbol pengetahuan dan kebijaksanaan yang mewakili kemurnian pikiran, ucapan dan tindakan. Dewi Saraswati dipuja dalam tradisi Hindu sejak zaman Weda.
"Di India, Hari Saraswati dirayakan pada Shri Panchami pada bulan Januari atau Februari setiap tahun, namun di Bali dirayakan dua kali setahun," katanya.
Hari Saraswati adalah hari yang penuh harapan bagi Bali dan dirayakan dengan membawa persembahan kepada kitab suci dan buku-buku di rumah-rumah mereka, sedangkan siswa merayakannya di sekolah. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013