Penyadapan Terhadap SBY di Mata Kalangan Intelijen

Selasa, 30 Juli 2013 7:09 WIB

Jakarta (Antara Bali) - Kabar mengenai penyadapan pembicaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mustahil merupakan sinergi antarnegara persemakmuran.

"Kalau dilihat aktor politiknya adalah melibatkan Inggris dan Australia, dan juga Amerika Serikat, sangat mungkin memang ada kepentingan seperti itu," kata Analis politik Mayjen TNI (Pur) Glenny Kairupan, M.Sc  kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Glenny merupakan mantan perwira Direktorat B urusan luar negeri Badan Intelejen Stategis (BAIS) TNI.

Kabar mengenai penyadapan itu dilansir Sydney Morning Herald, Jumat (26/7), yang menyatakan bahwa Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memperoleh keuntungan atas kegiatan mata-mata melalui penyadapan saat pertemuan Puncak G20 di London pada 2009..

Menurut Glenny, pada prinsipnya komunikasi melalui udara bisa disadap.

Mantan pengajar di Lemhannas itu mengatakan saat ini adalah era "perang teknologi" sehingga diperlukan kemampuan untuk melakukan pengamanan dalam konteks teknologi.

"Kita juga mesti kemampuan untuk melakukan jamming dan mengganggu komunikasi pihak yang menyadap," katanya. (WRA)

Pewarta: Oleh Andi Jauhari

Editor : I Gede Wira Suryantala


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013

Terkait

Kapolri Tegaskan Polisi Tidak Sadap SBY

Sabtu, 4 Februari 2017 12:31

Polri Tegaskan Tidak Sadap SBY

Kamis, 2 Februari 2017 16:40

Kata Pakar Soal Gestur SBY Semalam

Kamis, 2 Februari 2017 16:18

Menkumham Tegaskan Pemerintah Tidak Sadap SBY

Kamis, 2 Februari 2017 15:03

Komisi I Berencana Temui Snowden

Rabu, 20 November 2013 17:08

Otoritas Indonesia Telusuri Dugaan Penyadapan

Senin, 18 November 2013 12:27

Australia Mata-Matai Presiden Indonesia

Senin, 18 November 2013 12:08

AS Sadap Markas Besar PBB

Senin, 26 Agustus 2013 9:33
Terpopuler