Makassar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pembina Gerakan Adil Sejahtera dan Aman (ASA) Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso mengatakan, kecenderungan peningkatan angka golongan putih atau Golput menjadi pekerjaan rumah Komisi Pemilihan Umum.
"Kalau Golput lebih banyak, berarti demokrasi kalah. Nah karena itu menjadi tugas KPU agar dapat memenangkan demokrasi," kata Djoko pada Pertemuan Forum Rektor Indonesia se-Sulawesi di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu.
Menurut mantan Panglima TNI itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong proses demokrasi di negeri ini adalah memperbaiki sistem pemilihan umum (Pemilu).
Berkaitan dengan hal tersebut, Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menawarkan electronic vooting (E-Vooting) dinilai suatu terobosan, karena selain dapat menghemat anggaran Pemilu, juga memiliki jaminan akurasi data dan dapat diaudit.
"Jadi, dengan E-Vooting sebagai alternatif untuk Pemilu sukses ini harus diapresiasi, tinggal menunggu kapan penggunaannya itu, jangan sampai terjadi kontradiksi," katanya. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kalau Golput lebih banyak, berarti demokrasi kalah. Nah karena itu menjadi tugas KPU agar dapat memenangkan demokrasi," kata Djoko pada Pertemuan Forum Rektor Indonesia se-Sulawesi di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu.
Menurut mantan Panglima TNI itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong proses demokrasi di negeri ini adalah memperbaiki sistem pemilihan umum (Pemilu).
Berkaitan dengan hal tersebut, Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menawarkan electronic vooting (E-Vooting) dinilai suatu terobosan, karena selain dapat menghemat anggaran Pemilu, juga memiliki jaminan akurasi data dan dapat diaudit.
"Jadi, dengan E-Vooting sebagai alternatif untuk Pemilu sukses ini harus diapresiasi, tinggal menunggu kapan penggunaannya itu, jangan sampai terjadi kontradiksi," katanya. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013