Batam (Antara Bali) - PT Garuda Maintenance Facility memusatkan perawatan pesawat berbadan besar di Batam, kata Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto di Batam, Jumat.
"Batam diharapkan jadi pusat perawatan berbadan besar," kata Richard usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
GMF memilih Batam untuk pembangunan pusat fasilitas maintenance, repair dan overhoul (MRO) pesawat berbadan besar karena lokasinya yang strategis, salah satu pintu masuk Indonesia.
MRO, rencananya dibangun di sekitar wilayah Bandara Hang Nadim. Pembangunan dan waktu operasinya, masih dalam pembahasan tim yang didirikan dua pihak.
Richard mengatakan pembangunan MRO di Batam diperkirakan memakan dana 75 hingga 100 juta dolar AS, mulai dari nol hingga berdiri.
Saat ini, Garuda memiliki lima MRO di seluruh Indonesia yaitu antaranya Kuala Lamu, Makassar, Jakarta dan Bali. Masing-masing MRO memiliki fasilitas dan tipe pelayanan yang berbeda. Di Bali misalnya, tipe pesawat kecil.
Di tempat yang sama, Kepala BP KPBPB Batam Mustofa Widjaya mengatakan pihaknya memberikan kemudahan dalam investasi MRO. "Batam ini Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, bea masuk dibebaskan, semua barang dibebaskan PPN BM," kata dia.
Diharapkan lokasi Batam yang berdekatan dengan Singapura juga diharapkan mempermudah operasi MRO di Batam. "Diharapkan kebutuhan logistiknya juga lebih cepat karena dekat dengan Singapura," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Batam diharapkan jadi pusat perawatan berbadan besar," kata Richard usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
GMF memilih Batam untuk pembangunan pusat fasilitas maintenance, repair dan overhoul (MRO) pesawat berbadan besar karena lokasinya yang strategis, salah satu pintu masuk Indonesia.
MRO, rencananya dibangun di sekitar wilayah Bandara Hang Nadim. Pembangunan dan waktu operasinya, masih dalam pembahasan tim yang didirikan dua pihak.
Richard mengatakan pembangunan MRO di Batam diperkirakan memakan dana 75 hingga 100 juta dolar AS, mulai dari nol hingga berdiri.
Saat ini, Garuda memiliki lima MRO di seluruh Indonesia yaitu antaranya Kuala Lamu, Makassar, Jakarta dan Bali. Masing-masing MRO memiliki fasilitas dan tipe pelayanan yang berbeda. Di Bali misalnya, tipe pesawat kecil.
Di tempat yang sama, Kepala BP KPBPB Batam Mustofa Widjaya mengatakan pihaknya memberikan kemudahan dalam investasi MRO. "Batam ini Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, bea masuk dibebaskan, semua barang dibebaskan PPN BM," kata dia.
Diharapkan lokasi Batam yang berdekatan dengan Singapura juga diharapkan mempermudah operasi MRO di Batam. "Diharapkan kebutuhan logistiknya juga lebih cepat karena dekat dengan Singapura," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013