Manado (Antara Bali) - Salah satu badan PBB, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) prihatin dengan pembunuhan 100 wartawan dalam 10 tahun terakhir ini.

Wakil Unesco Prof Hubert Gizjen, ketika bicara di AMS (Asia Media Summit) ke-10, di Manado, Kamis, mengatakan, pada 2012 saja ada 121 wartawan dibunuh karena pemberitaannya yang menyebabkan tahun lalu dinilai sebagai Tahun Kematian bagi jurnalis.

Prof Hubert Gizjen mengemukakan, angka pembunuhan tersebut bukan saja wartawan tapi juga termasuk bloggers, yang kini juga menjadi salah satu media informasi di dunia maya.

Sayangnya, lanjut Hubert, pihak aparat keamanan kurang serius melakukan investigasi. Ada 245 pembunuhan wartawan yang dikutuk Dirjen Unesco, tapi organisasi itu hanya menerima informasi 101 kasus, dan hanya sembilan pelaku kasus pembunuhan wartawan yang berhasil ditemukan, ditangkap dan divonis bersalah.

Fakta itu membuat Unesco bersedih dan terus mempromosikan kebebasan berekspresi, keselamatan wartawan, dan memperjuangkan impunitas bagi semua media.

"Unesco jelas mendukung setiap orang memiliki suara dan setiap orang harus punya kebebasan berpendapat dengan aman," tegas Hubert Gijzen.

Unesco memberikan selamat atas peringatan 10 tahun Asia Media Summit di mana anggotanya merupakan perusahaan media penyiaran global seperti CCTV, France 24, Radiodays Europe, RRI dan TVRI, RTM Malaysia. (*/DWA)

Pewarta:

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013