Denpasar (Antara Bali) - Program penundaan usia pernikahan yang telah dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diminati kalangan remaja di Bali.
"Program itu mampu menekan perkawinan usia muda," kata Kepala Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Darmika di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan bahwa perempuan di Bali pada 1970 membentuk rumah tangga rata-rata usia 22,1 tahun pada 1971 meningkat menjadi rata-rata 23,2 tahun. Pada 1980 hingga 1990 usia perempuan yang menikah menjadi rata-rata 24,2 tahun.
Bagus Darmika menambahkan bahwa program generasi berencana BKKBN direpresentasikan dalam bentuk aksi komedi dengan pesan-pesan yang disisipkan, menghibur dan mendidik.
Upaya tersebut sekaligus menanamkan pemahaman kepada remaja dalam merencanakan kehidupannya lebih baik lagi sebelum memasuki masa pernikahan.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Program itu mampu menekan perkawinan usia muda," kata Kepala Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Darmika di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan bahwa perempuan di Bali pada 1970 membentuk rumah tangga rata-rata usia 22,1 tahun pada 1971 meningkat menjadi rata-rata 23,2 tahun. Pada 1980 hingga 1990 usia perempuan yang menikah menjadi rata-rata 24,2 tahun.
Bagus Darmika menambahkan bahwa program generasi berencana BKKBN direpresentasikan dalam bentuk aksi komedi dengan pesan-pesan yang disisipkan, menghibur dan mendidik.
Upaya tersebut sekaligus menanamkan pemahaman kepada remaja dalam merencanakan kehidupannya lebih baik lagi sebelum memasuki masa pernikahan.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013