Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta pengelola objek wisata alam melakukan pemangkasan pohon yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem.
Arahan ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Rabu, buntut cuaca ekstrem yang menyebabkan banyaknya pohon tumbang dan puncaknya memakan korban wisatawan di objek wisata Monkey Forest, Gianyar.
“Semua obyek wisata alam, tapi belum sampai menutup,” kata dia saat memberi arahan kepada semua objek wisata alam agar melakukan pemangkasan pohon sebagai mitigasi tanpa perlu menutup objek.
Kepada pengelola objek wisata, Rentin juga mengingatkan agar rutin memberi informasi dan arahan keselamatan kepada pengunjung.
“Terutama wisata alam agar secara rutin memberi informasi dan arahan keselamatan kepada pengunjung, selalu menyiagakan tim respons cepat, dan secara berkala melakukan perompesan pohon-pohon yang berpotensi menimbulkan bahaya,” ujarnya.
BPBD Bali juga mengingatkan wisatawan agar lebih berhati-hati dan selalu mengikuti arahan pengelola objek wisata, sebab cuaca belakangan mengalami perubahan secara tiba-tiba.
Rentin sendiri menyampaikan pihaknya sejak 9 Desember 2024 lalu sudah melakukan antisipasi cuaca ekstrem dengan penebangan pohon berkala di sepanjang Jalan Bypass IB Mantera hingga objek wisata Goa Lawah.
Tim terlebih dahulu melakukan pendataan pohon-pohon besar, berusia tua, dan rapuh, yang berpotensi tumbang atau mengganggu pengguna jalan, termasuk pohon-pohon yang mengganggu instalasi dan jaringan kabel.
Selanjutnya mereka melakukan pemangkasan secara selektif, seperti ada yang dipotong hanya beberapa cabangnya dan adapula yang sampai tuntas dengan pertimbangan pohon sudah usia tua dan cenderung membahayakan karena jenis pohon rapuh.
Material hasil pemangkasan kemudian diberikan ke masyarakat sekitar untuk kebutuhan tertentu seperti kayu bakar.
Langkah ini dilakukan menyikapi kondisi curah hujan tinggi yang diprediksi akan terjadi beberapa bulan ke depan.
“Warga masyarakat diimbau untuk ekstra hati-hati jika beraktivitas di luar rumah saat hujan terjadi, banyak potensi bencana yang patut diwaspadai yaitu pohon tumbang, sambaran petir, banjir, longsor, dan lain-lain,” kata Rentin.
Baca juga: Pohon tumbang di Ubud, dua WNA meninggal dan tiga lainnya terluka
Baca juga: Polda Bali jelaskan kronologi dua WNA tertimpa pohon di Monkey Forest
Baca juga: Polisi sebut dua WNA meninggal akibat tertimpa pohon tumbang di Ubud
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Arahan ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Rabu, buntut cuaca ekstrem yang menyebabkan banyaknya pohon tumbang dan puncaknya memakan korban wisatawan di objek wisata Monkey Forest, Gianyar.
“Semua obyek wisata alam, tapi belum sampai menutup,” kata dia saat memberi arahan kepada semua objek wisata alam agar melakukan pemangkasan pohon sebagai mitigasi tanpa perlu menutup objek.
Kepada pengelola objek wisata, Rentin juga mengingatkan agar rutin memberi informasi dan arahan keselamatan kepada pengunjung.
“Terutama wisata alam agar secara rutin memberi informasi dan arahan keselamatan kepada pengunjung, selalu menyiagakan tim respons cepat, dan secara berkala melakukan perompesan pohon-pohon yang berpotensi menimbulkan bahaya,” ujarnya.
BPBD Bali juga mengingatkan wisatawan agar lebih berhati-hati dan selalu mengikuti arahan pengelola objek wisata, sebab cuaca belakangan mengalami perubahan secara tiba-tiba.
Rentin sendiri menyampaikan pihaknya sejak 9 Desember 2024 lalu sudah melakukan antisipasi cuaca ekstrem dengan penebangan pohon berkala di sepanjang Jalan Bypass IB Mantera hingga objek wisata Goa Lawah.
Tim terlebih dahulu melakukan pendataan pohon-pohon besar, berusia tua, dan rapuh, yang berpotensi tumbang atau mengganggu pengguna jalan, termasuk pohon-pohon yang mengganggu instalasi dan jaringan kabel.
Selanjutnya mereka melakukan pemangkasan secara selektif, seperti ada yang dipotong hanya beberapa cabangnya dan adapula yang sampai tuntas dengan pertimbangan pohon sudah usia tua dan cenderung membahayakan karena jenis pohon rapuh.
Material hasil pemangkasan kemudian diberikan ke masyarakat sekitar untuk kebutuhan tertentu seperti kayu bakar.
Langkah ini dilakukan menyikapi kondisi curah hujan tinggi yang diprediksi akan terjadi beberapa bulan ke depan.
“Warga masyarakat diimbau untuk ekstra hati-hati jika beraktivitas di luar rumah saat hujan terjadi, banyak potensi bencana yang patut diwaspadai yaitu pohon tumbang, sambaran petir, banjir, longsor, dan lain-lain,” kata Rentin.
Baca juga: Pohon tumbang di Ubud, dua WNA meninggal dan tiga lainnya terluka
Baca juga: Polda Bali jelaskan kronologi dua WNA tertimpa pohon di Monkey Forest
Baca juga: Polisi sebut dua WNA meninggal akibat tertimpa pohon tumbang di Ubud
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024