Nusa Dua (Antara Bali) - "Bali Communique" atau dokumen hasil pembahasan yang merumuskan agenda pembangunan global pasca-2015 diharapkan berkontribusi sebagai acuan dalam membentuk "Sustainable Development Goals" (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan menggantikan "Millenium Development Goals" (MDGs) yang berakhir pada 2015.
"Sebelum 2015 berakhir, sudah ada kerangka kerja sama yang baru pengganti MGDs yang mungkin namanya SDGs `Sustainable Development Goals," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan persnya di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada hari terakhir pembahasan dalam Panel Tingkat Tinggi (HLP) yang merumuskan agenda pembangunan global pasca-2015 di Nusa Dua Bali, Rabu.
Kepala Negara menegaskan bahwa, topik yang diangkat dalam dokumen tersebut mengenai agenda pembangunan pasca-2015 bersama dengan dua dokumen lain yakni hasil dari kelompok kerja terbuka "open working group" dan hasil pertemuan Rio+20 Summit melalui proses multilateral sebelum tahun 2015.
"Outcome document" tersebut berisi visi, agenda, dan tujuan yang disepakati anggota panel tingkat tinggi bersama dengan ketua bersama HPL yakni Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Namun, Cameron berhalangan hadir dan menyampaikan pidatonya melalui "video conference".
Presiden Yudhoyono menambahkan bahwa pada pertemuan keempat ini yang kemitraan global menjadi fokus utama yang dibicarakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan itu disamping membicarakan kerja sama negara maju dan berkembang dan upaya pengentasan kemiskinan global.
Dalam "Bali Communique" tersebut terdapat lima kunci utama yang menjadi sorotan yang diharapkan menjadi kemajuan di dalam mencapai agenda pembangunan pasca-2015.
Lima kunci penyusunan agenda pembangunan global itu di antaranya membentuk kembali dan merevitalisasi kemitraan dan pemerintahan global karena tantangan dunia yang lebih kompleks dengan kemuculan beberapa pihak yang lebih beragam dan memainkan peran lebih. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Sebelum 2015 berakhir, sudah ada kerangka kerja sama yang baru pengganti MGDs yang mungkin namanya SDGs `Sustainable Development Goals," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan persnya di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada hari terakhir pembahasan dalam Panel Tingkat Tinggi (HLP) yang merumuskan agenda pembangunan global pasca-2015 di Nusa Dua Bali, Rabu.
Kepala Negara menegaskan bahwa, topik yang diangkat dalam dokumen tersebut mengenai agenda pembangunan pasca-2015 bersama dengan dua dokumen lain yakni hasil dari kelompok kerja terbuka "open working group" dan hasil pertemuan Rio+20 Summit melalui proses multilateral sebelum tahun 2015.
"Outcome document" tersebut berisi visi, agenda, dan tujuan yang disepakati anggota panel tingkat tinggi bersama dengan ketua bersama HPL yakni Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Namun, Cameron berhalangan hadir dan menyampaikan pidatonya melalui "video conference".
Presiden Yudhoyono menambahkan bahwa pada pertemuan keempat ini yang kemitraan global menjadi fokus utama yang dibicarakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan itu disamping membicarakan kerja sama negara maju dan berkembang dan upaya pengentasan kemiskinan global.
Dalam "Bali Communique" tersebut terdapat lima kunci utama yang menjadi sorotan yang diharapkan menjadi kemajuan di dalam mencapai agenda pembangunan pasca-2015.
Lima kunci penyusunan agenda pembangunan global itu di antaranya membentuk kembali dan merevitalisasi kemitraan dan pemerintahan global karena tantangan dunia yang lebih kompleks dengan kemuculan beberapa pihak yang lebih beragam dan memainkan peran lebih. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013