Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha menekankan pentingnya pelestarian subak atau sistem irigasi pertanian di Bali menghadapi tantangan pembangunan di Pulau Dewata.
“Tantangan ini mengingatkan kami akan pentingnya regenerasi petani dan inovasi pertanian untuk menjaga kelestarian, kesejahteraan desa dan kebudayaan sekitar subak,” kata Giring Ganesha di sela pembukaan Subak Spririt Festival 2024 di Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu.
Menurut dia, subak saat ini menghadapi tantangan di antaranya penurunan sumber air, penyempitan lahan pertanian hingga ancaman bencana alam.
Untuk itu, melalui Subak Spirit Festival yang pertama diadakan tersebut diharapkan menjawab tantangan subak yang dilaksanakan melalui pendekatan holistik melalui tujuh ruang aktivasi yakni budaya, ekologi, pengetahuan, gastronomi, olahraga, pertunjukkan dan publikasi.
“Festival ini panggilan kepada generasi muda untuk kembali kepada nilai kearifan lokal, memahami budaya mereka dan memeliharanya dengan penuh kebanggaan,” imbuhnya.
Ia juga menilai ,perlu perhatian yang lebih untuk menyelamatkan subak, salah satunya dengan memperkuat sinergi antara subak sebagai bentuk pertanian berkelanjutan dengan pariwisata yang berperan penopang perekonomian di Bali.
“Langkah-langkahnya akan segera saya bicarakan dengan Kementerian Pariwisata,” ucapnya.
Wakil Menteri Kebudayaan itu menambahkan, subak adalah lebih dari sistem irigasi pertanian karena merupakan warisan budaya leluhur yang memberikan filosofi hidup, harmoni dan kebersamaan.
Dengan filosofi Tri Hita Karana, lanjut dia, subak menjadi jembatan tiga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.
Keberadaan subak, imbuh dia, juga memiliki nilai universal dan relevan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan kedaulatan pangan yang kuat dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kurator Subak Spirit Festival Dibal Ranuh menjelaskan pemuliaan air menjadi tema festival tersebut dan mengajak masyarakat merenungkan dan merayakan harmoni pelestarian subak sebagai warisan budaya sakral dan pemulihan ekosistem air di Bali.
Festival ini bertujuan tidak hanya untuk memperingati pentingnya air dalam sistem Subak, tetapi juga untuk merayakan sawah sebagai jantung kehidupan masyarakat Bali.
Pengunjung festival disuguhkan berbagai kegiatan yang memperkenalkan nilai budaya dan alam Bali, di antaranya pelatihan, lomba, pameran budaya, penampilan musisi lokal, serta pertunjukan seni tradisional seperti joged bumbung dan mepantigan.
Baca juga: Bupati Tabanan buka Festival Jatiluwih bantu promosikan objek wisata
Baca juga: Bupati Tabanan komitmen pertahankan status warisan budaya Subak Jatiluwih
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024