Tabanan (Antara Bali) - I Wayan Sukaja, calon Bupati Tabanan, Bali, yang diusung Partai Golkar mengaku tidak mempedulikan munculnya aksi teror kekerasan yang dilancarkan sejumlah preman belakangan ini.

"Aksi teror tersebut memang sangat dirasakan, terlebih oleh tim pendukung kami yang berada di desa-desa, namun saya tidak banyak mempedulikan itu," kata Sukaja di Tababan, Jumat.

Sukaja yang berpasangan dengan calon wakil bupati IG Ngurah Anon, merupakan pasangan kandidat yang dijaring Partai Golkar, setelah tokoh PDIP tersebut batal dicalonkan oleh partai induknya.

Sukaja yang semula direkomendasikan DPP PDIP untuk berpasangan dengan Putu Eka Wiryastuti, akhirnya dibatalkan setelah Putu Eka Wiryastuti, anak Bupati Tabanan Nyoman Adi Wiryatama itu menolak ditempatkan di posisi wakil bupati.

Dari penolakan itu muncul rekomendasi DPP PDIP jilid dua yang mengusung pasangan Putu Eka Wiryastuti dengan Komang Gede Sanjaya, masing-masing sebagai calon bupati dan calon wakil bupati yang akan bertarung pada pilkada 4 Mei 2010.

Sebagai orang yang tersisih, Sukaja yang mantan Ketua DPRD Tabanan itu akhirnya dipinang Partai Golkar untuk berpasangan dengan IG Ngurah Anom, yang kemudian secara aktif turun ke desa-desa melakukan "simakrama" atau temu wicara dengan masyarakat.

Terkait kegiatan yang dilakukan Sukaja-Ngurah Anon itu, tiba-tiba muncul sejumlah orang yang terkesan menebar teror bernuansa kekerasan, meski tidak sampai terjadi pertarungan fisik.

Peristiwa bernuansa teror politik itu terjadi saat sejumlah tokoh masyarakat pada Senin (15/2) lalu menggelar pertemuan guna mempersiapkan acara "simakrama" dengan warga masyarakat di dua dusun yang dipusatkan di Desa Katitemes, Tabanan.

Belum lama pertemuan itu berlangsung, tiba-tiba muncul belasan pemuda berbadan tegap berpakaian serba hitam, datang dengan angkutan sebuah jeep dan beberapa sepeda motor ke sekitar lokasi.

Sukaja menyebutkan, meski tidak sampai mengganggu secara fisik, namun kehadiran para pemuda yang ditengarai preman itu membuat peserta rapat tidak nyaman, hingga akhirnya kegiatan berjalan tak menentu.

"Saya tegaskan, saya akan tetap datang ke acara simakrama nanti. Tidak masalah, meski ada ancaman teror dari para preman," ucapnya menegaskan.

Meski pertemuan dibayang-bayangi datangnya para preman di arena "simakrama", namun anggota DPRD Bali ini mengaku tetap akan menemui pendukungnya guna bertatap muka menyampaikan pemikirannya ke depan dalam membangun Tabanan.

Sukaja mengaku tidak mungkin membatalkan pertemuan, karena semua itu sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Meski merasa terancam, namun Sukaja mengaku tidak secara khusus meminta bantuan pengamanan kepada pihak kepolisian, karena dirinya datang menemui masyarakat untuk tujuan baik, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Kepada para pendukungnya, ia meminta tidak mudah terpancing, yang pada ujungnya akan dapat merugikan diri sendiri bahkan orang banyak.

Kendati demikian, kepada para pendukungnya, baik yang dari simpatisan PDIP maupun Partai Golkar, Sukaja mengingatkan untuk selalu waspada dan tetap menjaga soliditas.

"Kami sudah biasa menghadapi teror seperti ini. Untuk itu, saya ingatkan para pendukung tidak mudah terpancing," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010