Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali menekan rata-rata harga kebutuhan pokok hingga sebesar 10 persen dalam pasar murah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan untuk mengendalikan inflasi.
“TPID Bali bekerja sama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank BPD Bali sifatnya ngrombo (kerja sama) kendalikan inflasi,” kata Kepala Biro Pengadaan Badang/Jasa dan Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Bali I Ketut Adiarsa di Denpasar, Minggu.
Pasar murah selama satu hari itu diadakan di depan Kantor Gubernur Bali di kawasan Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar.
Sejumlah kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk perlengkapan Hari Raya Galungan yang jatuh pada 24-26 September 2024 dan Kuningan pada 5 Oktober 2024 ditawarkan oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Baca juga: Pemkab Tabanan adakan pasar murah jelang Galungan dan Kuningan
Produk yang dijual itu yakni beras, telur, gula, beragam buah-buahan untuk Hari Raya Galungan-Kuningan, daging babi olahan, bunga, sayur-mayur, bumbu dapur, jajan pasar, perhiasan hingga makan dan minum dan perlengkapan keagamaan lainnya.
Harga telur ayam ras untuk satu kerat (sesuai kearifan lokal di Bali) berisi 30 butir dijual Rp45 ribu hingga Rp49 ribu menyesuaikan ukuran atau per butir sebesar Rp1.500-1.600, lebih rendah dibandingkan harga di pasaran per butir sebesar Rp2.000.
Minyak goreng untuk ukuran dua liter dijual Rp34.000 atau lebih murah dibandingkan harga di pasaran Rp37.500 dan harga beras kualitas premium ukuran lima kilogram Rp68.000 atau lebih rendah dibandingkan harga pasaran sekitar Rp74.900.
Kemudian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dijual Rp57 ribu per lima kilogram, minyak kita Rp17 ribu per kilogram, dan bawang merah Rp25 ribu per kilogram.
Selain itu, pasar murah juga menjual canang atau rangkaian bunga dan janur untuk perlengkapan keagamaan berisi 10 canang sebesar Rp1 asalkan membayar menggunakan QRIS.
Baca juga: Pemda larang jual babi ke luar Pulau Bali jelang Galungan
Ada pun harga per satuan canang mendekati hari besar Hindu itu meningkat menjadi Rp2.000.
Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Andy Setyo Biwado menilai pasar murah merupakan salah satu cara efektif untuk pengendalian inflasi terutama menjelang hari besar keagamaan.
Ia pun mengharapkan realisasi inflasi setelah hari raya dapat terjaga sesuai rentang target yakni 2,5 plus minus satu persen atau minimal 1,5 persen hingga maksimal 3,5 persen.
“Selama ini (pasar murah) cukup efektif karena kemarin data inflasi untuk bulanan (mtm) itu 0,1 persen dan year on year (secara tahunan) itu 2,31 persen jadi itu masih di bawah target,” katanya.
Sejumlah masyarakat yang saat itu sedang berolahraga di kawasan Renon juga menyempatkan diri untuk singgah dan berbelanja kebutuhan sehari-hari atau menjelang Galungan dan Kuningan.
“Sekalian olahraga juga belanja buah sebentar lagi Galungan. Lumayan juga harganya lebih murah dan mudah juga karena pakai QRIS, kebetulan tidak banyak bawa tunai,” kata salah satu konsumen, Putu Irfan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024