Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mencatat cakupan vaksinasi rabies Hewan Penular Rabies (HPR) di provinsi itu hingga pertengahan Juli 2024 sudah mencapai 56,57 persen.
"Target kami sampai akhir tahun 2024 bisa mencapai 90 persen. Kalau untuk 100 persen sulit, karena masih banyak anjing-anjing liar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada di Denpasar, Selasa.
Dengan gencar dilakukan vaksinasi rabies pada HPR, kata dia, diharapkan dapat menurunkan kasus rabies di Provinsi Bali. Pihaknya mencatat jumlah populasi anjing di Bali saat ini sekitar 600.021 ekor. Sementara itu untuk cakupan vaksinasi rabies pada tahun 2023 sudah mencapai 83,53 persen.
"Mari kita jaga Bali ini, karena Bali merupakan daerah pariwisata. Kalau kasus rabies sampai meledak, pariwisata bisa anjlok lagi," ujarnya.
Baca juga: Menparekraf ingin vaksin rabies di destinasi wisata agar dipermudah
Untuk mengoptimalkan cakupan vaksinasi dan pencegahan kasus rabies, Sunada mengatakan petugas vaksinasi menggunakan berbagai cara seperti vaksinasi door to door dengan memberitahu pada pemiliknya sampai vaksinasi ke tegalan-tegalan (kebun).
"Jika berpotensi menimbulkan rabies, kami bahkan melakukan eliminasi untuk diambil sampel dan dilakukan uji laboratorium. Demi Bali, kami eliminasi anjing yang berpotensi rabies," ucapnya.
Untuk meminimalisasi penularan kasus rabies, Sunada kembali mengimbau masyarakat agar jangan membiarkan anjing peliharaan berkeliaran di jalan.
"Anjing yang berkeliaran itu selain terlihat kurang bagus, juga berpotensi tertular rabies. Terlebih anjing itu senang berkumpul pada malam hari, bisa-bisa anjing yang dipelihara terinfeksi rabies. Jadi tolong dikandangkan dan diikat," katanya.
Baca juga: Pemkot Denpasar vaksinasi anjing liar untuk cegah rabies
Selain itu Sunada meminta masyarakat ketika memiliki anjing yang beranak, apalagi anak anjing betina, jangan sampai dibuang sembarangan.
Ia pun mengingatkan tidak semua kasus gigitan anjing positif rabies. "Yang jelas rabies di tahun ini sudah jauh melandai, terbukti tidak ada lagi masyarakat yang teriak-teriak soal rabies," ucapnya.
Pihaknya mencatat jumlah kasus rabies pada anjing dari Januari hingga pertengahan Juli 2024 sebanyak 214 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Target kami sampai akhir tahun 2024 bisa mencapai 90 persen. Kalau untuk 100 persen sulit, karena masih banyak anjing-anjing liar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada di Denpasar, Selasa.
Dengan gencar dilakukan vaksinasi rabies pada HPR, kata dia, diharapkan dapat menurunkan kasus rabies di Provinsi Bali. Pihaknya mencatat jumlah populasi anjing di Bali saat ini sekitar 600.021 ekor. Sementara itu untuk cakupan vaksinasi rabies pada tahun 2023 sudah mencapai 83,53 persen.
"Mari kita jaga Bali ini, karena Bali merupakan daerah pariwisata. Kalau kasus rabies sampai meledak, pariwisata bisa anjlok lagi," ujarnya.
Baca juga: Menparekraf ingin vaksin rabies di destinasi wisata agar dipermudah
Untuk mengoptimalkan cakupan vaksinasi dan pencegahan kasus rabies, Sunada mengatakan petugas vaksinasi menggunakan berbagai cara seperti vaksinasi door to door dengan memberitahu pada pemiliknya sampai vaksinasi ke tegalan-tegalan (kebun).
"Jika berpotensi menimbulkan rabies, kami bahkan melakukan eliminasi untuk diambil sampel dan dilakukan uji laboratorium. Demi Bali, kami eliminasi anjing yang berpotensi rabies," ucapnya.
Untuk meminimalisasi penularan kasus rabies, Sunada kembali mengimbau masyarakat agar jangan membiarkan anjing peliharaan berkeliaran di jalan.
"Anjing yang berkeliaran itu selain terlihat kurang bagus, juga berpotensi tertular rabies. Terlebih anjing itu senang berkumpul pada malam hari, bisa-bisa anjing yang dipelihara terinfeksi rabies. Jadi tolong dikandangkan dan diikat," katanya.
Baca juga: Pemkot Denpasar vaksinasi anjing liar untuk cegah rabies
Selain itu Sunada meminta masyarakat ketika memiliki anjing yang beranak, apalagi anak anjing betina, jangan sampai dibuang sembarangan.
Ia pun mengingatkan tidak semua kasus gigitan anjing positif rabies. "Yang jelas rabies di tahun ini sudah jauh melandai, terbukti tidak ada lagi masyarakat yang teriak-teriak soal rabies," ucapnya.
Pihaknya mencatat jumlah kasus rabies pada anjing dari Januari hingga pertengahan Juli 2024 sebanyak 214 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024