Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali membiayai proses kremasi 11 jenazah yang terlantar tanpa identitas dari RSUP Prof Ngoerah.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Bali Luh Ayu Aryani mengatakan bantuan ini bersumber dari APBD Bali sebesar Rp119 juta untuk 14 jenazah pada tahun ini.
“Tahun 2024 dibiayai Rp119 juta, tapi belum semua terpakai, baru 11 paket untuk kremasi hari ini sampai besok,” katanya saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan proses kremasi 11 jenazah dilakukan hari ini untuk lima orang dan enam lainnya pada 20 Juni 2024 besok.
Mereka yang dibiayai adalah jenazah terlantar tanpa identitas maupun yang beridentitas namun tidak diterima keluarganya, yang selama ini ada di RSUP Prof Ngoerah.
Aryani mengatakan bantuan ini memang sepatutnya diberikan Pemprov Bali, tetapi dengan harapan ke depannya tidak ada lagi jenazah terlantar, karena dengan tidak diketahui identitasnya pemerintah memutuskan upacara mereka dengan tradisi Hindu.
Dengan dilaksanakan kremasi secara Hindu, kata dia, diharapkan dapat menyempurnakan jenazah kembali ke sang pencipta, menyucikan roh yang telah meninggal dunia, dan mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.
Selain itu, lanjutnya, dapat mengembalikan unsur-unsur pembentuk badan kasar manusia atau Panca Maha Butha kembali ke asalnya, sebab setiap orang yang beragama Hindu meninggal dunia wajib dijadikan kembali sebagai abu agar atma bisa mencapai surga.
“Sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk saling memanusiakan manusia, sekaligus menjadi hak bagi setiap orang untuk mendapatkan perlakuan yang layak sebagai seorang manusia, mulai dari lahir hingga wafat,” ujarnya.
Proses kremasi terhadap 11 jenazah terlantar tersebut dilakukan di Perabuan Dharma Kerti Pura Dalem Desa Adat Kerobokan, Kabupaten Badung, untuk selanjutnya proses nganyut atau menghanyutkan abu dilaksanakan pada hari besok di Tempat Penganyutan Desa Adat Kerobokan.
Pihaknya setiap tahun selalu menuntaskan tanggung jawab tersebut. Khusus tahun ini juga baru berjalan untuk 11 jenazah dan masih memiliki anggaran untuk 14 jenazah lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Bali Luh Ayu Aryani mengatakan bantuan ini bersumber dari APBD Bali sebesar Rp119 juta untuk 14 jenazah pada tahun ini.
“Tahun 2024 dibiayai Rp119 juta, tapi belum semua terpakai, baru 11 paket untuk kremasi hari ini sampai besok,” katanya saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan proses kremasi 11 jenazah dilakukan hari ini untuk lima orang dan enam lainnya pada 20 Juni 2024 besok.
Mereka yang dibiayai adalah jenazah terlantar tanpa identitas maupun yang beridentitas namun tidak diterima keluarganya, yang selama ini ada di RSUP Prof Ngoerah.
Aryani mengatakan bantuan ini memang sepatutnya diberikan Pemprov Bali, tetapi dengan harapan ke depannya tidak ada lagi jenazah terlantar, karena dengan tidak diketahui identitasnya pemerintah memutuskan upacara mereka dengan tradisi Hindu.
Dengan dilaksanakan kremasi secara Hindu, kata dia, diharapkan dapat menyempurnakan jenazah kembali ke sang pencipta, menyucikan roh yang telah meninggal dunia, dan mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.
Selain itu, lanjutnya, dapat mengembalikan unsur-unsur pembentuk badan kasar manusia atau Panca Maha Butha kembali ke asalnya, sebab setiap orang yang beragama Hindu meninggal dunia wajib dijadikan kembali sebagai abu agar atma bisa mencapai surga.
“Sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk saling memanusiakan manusia, sekaligus menjadi hak bagi setiap orang untuk mendapatkan perlakuan yang layak sebagai seorang manusia, mulai dari lahir hingga wafat,” ujarnya.
Proses kremasi terhadap 11 jenazah terlantar tersebut dilakukan di Perabuan Dharma Kerti Pura Dalem Desa Adat Kerobokan, Kabupaten Badung, untuk selanjutnya proses nganyut atau menghanyutkan abu dilaksanakan pada hari besok di Tempat Penganyutan Desa Adat Kerobokan.
Pihaknya setiap tahun selalu menuntaskan tanggung jawab tersebut. Khusus tahun ini juga baru berjalan untuk 11 jenazah dan masih memiliki anggaran untuk 14 jenazah lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024