Bulog Bali mulai melakukan penyerapan beras hasil olahan gabah petani lokal dengan jumlah besar dan berjanji ini akan terus dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan hasil pertanian sesuai misi pemerintah.

“Kami tetap upayakan maksimal berapapun akan kami serap selama masih ada petani yang mau menyetorkan (menjual),” kata Kepala Bulog Bali Sony Supriyadi di Denpasar, Selasa.

Kepada Antara, ia mengatakan sejak Idul Fitri April lalu terjadi lonjakan penyerapan beras hasil petani lokal Bali yang dibeli Bulog.

Awalnya bahkan BUMN bidang logistik pangan tersebut berencana meningkatkan penyerapan sebelum Lebaran, namun karena kurangnya tenaga kerja, baru dapat dibawa ke gudang mereka setelah hari raya.

“Memang kami upayakan maksimal melakukan penyerapan lokal melalui skema PSO atau komersil, saat ini kami sudah kurang lebih 1.000 ton di Bali penyerapan hasil pertanian, kami akan terus berupaya menambah stok penyerapan dari petani lokal,” ujarnya.

Lonjakan penyerapan mereka yang sebanyak 1.000 ton dalam sebulan ini mengalami lonjakan cukup besar, dimana sebelumnya sejak awal tahun hingga Maret penyerapannya hanya 444 ton.

Selain untuk optimalisasi hasil pertanian dalam negeri, peningkatan penyerapan beras petani lokal juga karena saat ini Bali memasuki musim panen raya.

Untuk kesejahteraan petani, pemerintah juga saat ini menaikkan harga pembelian gabah dan beras, dimana gabah kering panen (GKP) petani dibeli Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram, kemudian gabah kering giling (GKG) dibeli Rp7.400 per kilogram dari Rp6.000 per kilogram, dan beras petani Rp11.000 per kilogram dari Rp9.950 per kilogram.

Sony mengakui dibalik menguntungkan petani, kenaikan harga ini berimbas pada kenaikan harga beras SPHP jenis medium dari bulog, dimana harga eceran tertinggi (HET)-nya dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram.

Dengan itu ia berharap petani terus menjual gabah di panen-panen berikutnya ke mitra, sehingga bisa diolah menjadi beras dan Bulog Bali bisa terus memaksimalkan penyerapan sesuai harga yang diatur pemerintah.

Sejauh ini, Bulog Bali paling banyak menyerap beras dari Kabupaten Jembrana, namun kabupaten tersebut juga mengambil dari kabupaten lainnya yang masih berupa gabah.

Sony menyarankan petani untuk memaksimalkan dengan mengolah gabah kering panennya sehingga bisa dijual Rp7.400 meski memerlukan tambahan tenaga dan biaya.

Di samping penyerapan hasil petani lokal, Bulog Bali tak dapat memungkiri mereka masih melakukan impor beras dari negara tetangga, namun saat ini mereka berkomitmen mengutamakan pembelian gabah lokal petani yang diolah menjadi beras oleh mitra.


 
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024