Pengelola Pantai Jerman berharap Pemerintah Kabupaten, Badung, Bali dapat melakukan penyerahan terhadap pengelolaan sejumlah aset hasil penataan di pantai yang berlokasi tidak jauh dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu.
"Kalau sudah diserahkan kepada desa adat selaku pengelola Pantai Jerman, kami dapat memanfaatkan dengan lebih maksimal," kata Wayan Sudi, perwakilan pengelola wisata Pantai Jerman di Kabupaten Badung, Sabtu.
Wayan Sudi bersama Wayan Tegeg, sebagai perwakilan pengelola Pantai Jerman menyampaikan masukan tersebut saat menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika yang mengadakan kegiatan reses.
Pantai dengan panoramanya yang indah itu dijuluki Pantai Jerman karena saat pengerjaan proyek Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar tahun 1960-an itu dikerjakan oleh kontraktor yang berasal dari Jerman dan mereka banyak yang membuat rumah tinggal di wilayah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Badung beberapa tahun terakhir telah melakukan penataan di Pantai Jerman. Diantaranya dengan membuat Patung Triratna Amreta Bhuwana yang telah berdiri gagah di Pantai Jerman sejak akhir Desember 2022.
Selain itu juga ada penataan "shelter" yang juga merupakan bagian penataan Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta) serta pembuatan lima balai nelayan dan sejumlah penataan lainnya.
Baca juga: Pemkab Badung ingin UMKM binaan di Pantai Jerman, Bali berdaya saing
Sudi mengatakan dari proyek penataan di Pantai Jerman masih ada sisa-sisa board (papan) dan bahan bekas proyek yang tersebar di sejumlah titik.
Namun pihak desa adat setempat selaku pengelola Pantai Jerman belum berani membuangnya karena belum ada penyerahan resmi pengelolaannya dari Pemkab Badung. "Untuk pemusnahan barang-barang dari APBD tentu ada aturannya sehingga kami tidak berani mengambil tindakan," ucap Sudi.
Tetapi jika ini dibiarkan, pihaknya khawatir akan memberikan kesan kumuh. Belum lagi terkait penggunaan air PDAM karena di banyak titik dipasang keran air yang sebelumnya sempat ada tagihan pembayaran dalam jumlah yang cukup besar.
Sementara itu Wayan Tegeg, pengelola lainnya mengatakan selain penataan infrastruktur di Pantai Jerman, juga telah dilakukan pendampingan bagi pelaku UMKM yang berdagang di wilayah pantai sehingga dapat melayani pembeli dengan baik.
Selain itu Bank BPD Bali sebelumnya juga telah membantu digitalisasi pembayaran untuk para pedagang atau pemilik kios sehingga wisatawan juga bisa bertransaksi non-tunai.
Tegeg menyampaikan sebelum pandemi COVID-19 ini, Pantai Jerman tidak begitu ramai. Justru saat COVID-19, warga membuka usaha di seputar pantai karena kunjungan wisatawan domestik meningkat tajam sehingga dapat berkembang seperti sekarang. Kini saat Sabtu Minggu bahkan lahan parkir sampai penuh kendaraan.
"Pantai Jerman juga sekarang dilakukan kajian oleh salah satu perguruan tinggi di Bali sebagai pantai yang ramah keluarga," ucapnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menyampaikan apresiasi terhadap pengelolaan Pantai Jerman yang begitu tertata apik dan bangkit dengan cepat.
"Prospek pariwisata Pantai Jerman harus terus dipelihara. Selain kawasan pantai yang bersih dan rindang, gelombang lautnya sangat bagus.Di sini merupakan kombinasi antara keindahan alam dengan kreativitas sumber daya manusianya," ucap Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Baca juga: Mendag minta Bhinneka Culture Festival Pantai Jerman diadakan terus
Pastika melihat selain menjadi tempat wisata ramah keluarga, Pantai Jerman semakin indah dengan Patung Triratna Amreta Bhuwana. Selain itu kawasan ini bisa sebagai wisata spiritual untuk "melukat" atau menyucikan diri di Pura Teluk Waru setempat.
Pihaknya berharap pengelola dapat terus berkreativitas, mengembangkan imajinasi menambah agenda acara sehingga kawasan ini memberikan peluang bagi pelaku UMKM dari masyarakat Desa Adat Kuta untuk berkembang dan meningkat kesejahteraannya.
Pastika yang tak maju lagi sebagai anggota DPD ini pun sependapat jika pemerintah daerah dapat menyerahkan pengelolaan aset ke desa setempat, maka pemanfaatannya bisa lebih maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Kalau sudah diserahkan kepada desa adat selaku pengelola Pantai Jerman, kami dapat memanfaatkan dengan lebih maksimal," kata Wayan Sudi, perwakilan pengelola wisata Pantai Jerman di Kabupaten Badung, Sabtu.
Wayan Sudi bersama Wayan Tegeg, sebagai perwakilan pengelola Pantai Jerman menyampaikan masukan tersebut saat menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika yang mengadakan kegiatan reses.
Pantai dengan panoramanya yang indah itu dijuluki Pantai Jerman karena saat pengerjaan proyek Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar tahun 1960-an itu dikerjakan oleh kontraktor yang berasal dari Jerman dan mereka banyak yang membuat rumah tinggal di wilayah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Badung beberapa tahun terakhir telah melakukan penataan di Pantai Jerman. Diantaranya dengan membuat Patung Triratna Amreta Bhuwana yang telah berdiri gagah di Pantai Jerman sejak akhir Desember 2022.
Selain itu juga ada penataan "shelter" yang juga merupakan bagian penataan Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta) serta pembuatan lima balai nelayan dan sejumlah penataan lainnya.
Baca juga: Pemkab Badung ingin UMKM binaan di Pantai Jerman, Bali berdaya saing
Sudi mengatakan dari proyek penataan di Pantai Jerman masih ada sisa-sisa board (papan) dan bahan bekas proyek yang tersebar di sejumlah titik.
Namun pihak desa adat setempat selaku pengelola Pantai Jerman belum berani membuangnya karena belum ada penyerahan resmi pengelolaannya dari Pemkab Badung. "Untuk pemusnahan barang-barang dari APBD tentu ada aturannya sehingga kami tidak berani mengambil tindakan," ucap Sudi.
Tetapi jika ini dibiarkan, pihaknya khawatir akan memberikan kesan kumuh. Belum lagi terkait penggunaan air PDAM karena di banyak titik dipasang keran air yang sebelumnya sempat ada tagihan pembayaran dalam jumlah yang cukup besar.
Sementara itu Wayan Tegeg, pengelola lainnya mengatakan selain penataan infrastruktur di Pantai Jerman, juga telah dilakukan pendampingan bagi pelaku UMKM yang berdagang di wilayah pantai sehingga dapat melayani pembeli dengan baik.
Selain itu Bank BPD Bali sebelumnya juga telah membantu digitalisasi pembayaran untuk para pedagang atau pemilik kios sehingga wisatawan juga bisa bertransaksi non-tunai.
Tegeg menyampaikan sebelum pandemi COVID-19 ini, Pantai Jerman tidak begitu ramai. Justru saat COVID-19, warga membuka usaha di seputar pantai karena kunjungan wisatawan domestik meningkat tajam sehingga dapat berkembang seperti sekarang. Kini saat Sabtu Minggu bahkan lahan parkir sampai penuh kendaraan.
"Pantai Jerman juga sekarang dilakukan kajian oleh salah satu perguruan tinggi di Bali sebagai pantai yang ramah keluarga," ucapnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika menyampaikan apresiasi terhadap pengelolaan Pantai Jerman yang begitu tertata apik dan bangkit dengan cepat.
"Prospek pariwisata Pantai Jerman harus terus dipelihara. Selain kawasan pantai yang bersih dan rindang, gelombang lautnya sangat bagus.Di sini merupakan kombinasi antara keindahan alam dengan kreativitas sumber daya manusianya," ucap Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Baca juga: Mendag minta Bhinneka Culture Festival Pantai Jerman diadakan terus
Pastika melihat selain menjadi tempat wisata ramah keluarga, Pantai Jerman semakin indah dengan Patung Triratna Amreta Bhuwana. Selain itu kawasan ini bisa sebagai wisata spiritual untuk "melukat" atau menyucikan diri di Pura Teluk Waru setempat.
Pihaknya berharap pengelola dapat terus berkreativitas, mengembangkan imajinasi menambah agenda acara sehingga kawasan ini memberikan peluang bagi pelaku UMKM dari masyarakat Desa Adat Kuta untuk berkembang dan meningkat kesejahteraannya.
Pastika yang tak maju lagi sebagai anggota DPD ini pun sependapat jika pemerintah daerah dapat menyerahkan pengelolaan aset ke desa setempat, maka pemanfaatannya bisa lebih maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024