Bogor (Antara Bali) - Pembina usaha kecil dan menengah (UKM) Doktor Ifan Haryanto, M.Sc. menyatakan bahwa oleh-oleh khas Bogor, yakni Lapis Talas "Sangkuriang", diyakini dapat memperkaya wisata kuliner di "Kota Hujan" itu.
"Produk UKM seperti Lapis Talas Bogor 'Sangkuriang' ini perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait. UKM ini selain memperkaya destinasi wisata juga membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah pengangguran," katanya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Usai mengunjungi gerai oleh-oleh Lapis Talas Bogor "Sangkuriang" dan bertemu pemiliknya Anggara di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, dia menjelaskan bahwa usaha tersebut merupakan contoh sukses UKM yang membanggakan dan patut mendapatkan dukungan penuh dari warga Kota Bogor.
Menurut dia, selama ini, Bogor juga dikenal sebagai "Kota Talas" dan biasanya komoditas itu dijual berupa mentahan, yang bisa ditemukan di berbagai sudut dan jalan Kota Bogor.
"Namun, belum banyak yang melakukan pengemasan dan pengolahan secara kreatif, yang bisa mendatangkan nilai tambah ekonomi tinggi," kata doktor bidang ekonomi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
itu. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Produk UKM seperti Lapis Talas Bogor 'Sangkuriang' ini perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait. UKM ini selain memperkaya destinasi wisata juga membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah pengangguran," katanya di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Usai mengunjungi gerai oleh-oleh Lapis Talas Bogor "Sangkuriang" dan bertemu pemiliknya Anggara di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, dia menjelaskan bahwa usaha tersebut merupakan contoh sukses UKM yang membanggakan dan patut mendapatkan dukungan penuh dari warga Kota Bogor.
Menurut dia, selama ini, Bogor juga dikenal sebagai "Kota Talas" dan biasanya komoditas itu dijual berupa mentahan, yang bisa ditemukan di berbagai sudut dan jalan Kota Bogor.
"Namun, belum banyak yang melakukan pengemasan dan pengolahan secara kreatif, yang bisa mendatangkan nilai tambah ekonomi tinggi," kata doktor bidang ekonomi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
itu. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013