Universitas Primakara (Primakara University) Denpasar menerjunkan sekitar 200 mahasiswa untuk memberikan pendampingan bisnis dan digitalisasi kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi di Provinsi Bali.
"Mahasiswa kami akan melakukan pendampingan ke pelaku UMKM dan pengelola koperasi selama satu semester," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Primakara Helmy Syakh Alam di Denpasar, Sabtu.
Helmy dalam acara Pembukaan Pembekalan Bisnis dan Digitalisasi UMKM Primakara University ini menyampaikan kegiatan pendampingan dari para mahasiswa tersebut sekaligus untuk mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan pelaku UMKM dan koperasi.
Kegiatan pembekalan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina serta diisi pemaparan materi oleh Bramantyo Bambang Cemerlang (perwakilan Shopee) dan akademisi Joko Purnomo S,Kom, MM.
"Ketika mahasiswa bersentuhan langsung, maka mereka juga akan mendapatkan ilmu riil untuk menjadi pengusaha. Bisnis dan digitalisasi UMKM ini juga merupakan mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Dengan pendampingan oleh mahasiswa, diharapkan usaha UMKM juga bisa lebih berkembang," ujarnya.
Jika pelaku UMKM memiliki permasalahan, lanjut Helmy, maka mahasiswa juga dapat mengkonsultasikan dengan dosen pembimbingnya untuk dicarikan solusi.
Primakara menargetkan sebelum para mahasiswa lulus dapat melahirkan 30 startup atau usaha rintisan. Sebelum terlahir usaha rintisan, mahasiswa mengikuti mata kuliah technopreneur dengan hasilnya proposal bisnis dan kemudian project techopreneurship dengan hasil akhirnya startup.
Usaha rintisan yang terbentuk kemudian juga berkesempatan berpameran di mal dan dipertemukan dengan investor maupun para pemangku kepentingan terkait untuk mendapatkan pendampingan.
Helmy berharap dengan berbagai hal yang dilakukan Primakara untuk mencetak wirausaha muda, maka mampu secara kuantitas dan kualitas memenuhi program pemerintah paling tidak 4 persen rasio wirausaha di Provinsi Bali.
"Salah satu alumni kami contohnya Falala Chocholate itu omzetnya sudah luar biasa, kami punya 'role model' seperti itu. Adik-adik ini ingin lulus menjadi seperti itu. Jadi lupakan cita cita menjadi PNS, menjadi pegawai, tetapi merintis untuk menjadi pengusaha.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengapresiasi upaya yang dilakukan Universitas Primakara untuk turut melahirkan wirausaha muda di Provinsi Bali.
"Primakara sangat tepat melakukan kegiatan ini karena kami ingin mahasiswa ketika keluar dari kampus sudah siap menjadi wirausaha muda," ucapnya.
Ekadina menyampaikan pada 2023 tercatat rasio kewirausahaan di Provinsi Bali sebesar 3,5 persen dan untuk 2024 diharapkan dapat mencapai 3,9 persen.
"Primakara diharapkan dapat melahirkan wirausaha muda yang memiliki kompetensi tinggi. Kami melihat generasi muda Bali cukup tinggi ketertarikannya menjadi wirausaha karena dalam setiap lomba startup itu pesertanya selalu membludak. Dicari 25 orang, tetapi yang mendaftar mencapai 200 sampai 300 orang," ujarnya menambahkan.
Guna lebih banyak UMKM "go digital", Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali telah bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pelaku usaha digital untuk memberikan ruang kepada pelaku UMKM agar bisa tersentuh digitalisasi.
Pihaknya mencatat jumlah UMKM di Provinsi Bali sebanyak 442.848, sedangkan yang sudah "on boarding" atau terhubung dengan ekosistem digital baru 115 ribu UMKM atau 26 persen dari total UMKM.
Baca juga: 32 UMKM di Bali Nusra ikuti "mentoring" Gadepreneur 2024
Baca juga: Rumah BUMN Denpasar ajak 13 UMKM binaan ikut Inacraft 2024
Baca juga: Pelaku UMKM perempuan di Bali berharap dukungan pemerintah perluas akses pasar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Mahasiswa kami akan melakukan pendampingan ke pelaku UMKM dan pengelola koperasi selama satu semester," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Primakara Helmy Syakh Alam di Denpasar, Sabtu.
Helmy dalam acara Pembukaan Pembekalan Bisnis dan Digitalisasi UMKM Primakara University ini menyampaikan kegiatan pendampingan dari para mahasiswa tersebut sekaligus untuk mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan pelaku UMKM dan koperasi.
Kegiatan pembekalan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina serta diisi pemaparan materi oleh Bramantyo Bambang Cemerlang (perwakilan Shopee) dan akademisi Joko Purnomo S,Kom, MM.
"Ketika mahasiswa bersentuhan langsung, maka mereka juga akan mendapatkan ilmu riil untuk menjadi pengusaha. Bisnis dan digitalisasi UMKM ini juga merupakan mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Dengan pendampingan oleh mahasiswa, diharapkan usaha UMKM juga bisa lebih berkembang," ujarnya.
Jika pelaku UMKM memiliki permasalahan, lanjut Helmy, maka mahasiswa juga dapat mengkonsultasikan dengan dosen pembimbingnya untuk dicarikan solusi.
Primakara menargetkan sebelum para mahasiswa lulus dapat melahirkan 30 startup atau usaha rintisan. Sebelum terlahir usaha rintisan, mahasiswa mengikuti mata kuliah technopreneur dengan hasilnya proposal bisnis dan kemudian project techopreneurship dengan hasil akhirnya startup.
Usaha rintisan yang terbentuk kemudian juga berkesempatan berpameran di mal dan dipertemukan dengan investor maupun para pemangku kepentingan terkait untuk mendapatkan pendampingan.
Helmy berharap dengan berbagai hal yang dilakukan Primakara untuk mencetak wirausaha muda, maka mampu secara kuantitas dan kualitas memenuhi program pemerintah paling tidak 4 persen rasio wirausaha di Provinsi Bali.
"Salah satu alumni kami contohnya Falala Chocholate itu omzetnya sudah luar biasa, kami punya 'role model' seperti itu. Adik-adik ini ingin lulus menjadi seperti itu. Jadi lupakan cita cita menjadi PNS, menjadi pegawai, tetapi merintis untuk menjadi pengusaha.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengapresiasi upaya yang dilakukan Universitas Primakara untuk turut melahirkan wirausaha muda di Provinsi Bali.
"Primakara sangat tepat melakukan kegiatan ini karena kami ingin mahasiswa ketika keluar dari kampus sudah siap menjadi wirausaha muda," ucapnya.
Ekadina menyampaikan pada 2023 tercatat rasio kewirausahaan di Provinsi Bali sebesar 3,5 persen dan untuk 2024 diharapkan dapat mencapai 3,9 persen.
"Primakara diharapkan dapat melahirkan wirausaha muda yang memiliki kompetensi tinggi. Kami melihat generasi muda Bali cukup tinggi ketertarikannya menjadi wirausaha karena dalam setiap lomba startup itu pesertanya selalu membludak. Dicari 25 orang, tetapi yang mendaftar mencapai 200 sampai 300 orang," ujarnya menambahkan.
Guna lebih banyak UMKM "go digital", Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali telah bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pelaku usaha digital untuk memberikan ruang kepada pelaku UMKM agar bisa tersentuh digitalisasi.
Pihaknya mencatat jumlah UMKM di Provinsi Bali sebanyak 442.848, sedangkan yang sudah "on boarding" atau terhubung dengan ekosistem digital baru 115 ribu UMKM atau 26 persen dari total UMKM.
Baca juga: 32 UMKM di Bali Nusra ikuti "mentoring" Gadepreneur 2024
Baca juga: Rumah BUMN Denpasar ajak 13 UMKM binaan ikut Inacraft 2024
Baca juga: Pelaku UMKM perempuan di Bali berharap dukungan pemerintah perluas akses pasar
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024