Sejumlah pelaku UMKM perempuan dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Bali yang tergabung dalam wadah Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Provinsi Bali berharap dukungan pemerintah untuk perluasan akses pasar.

Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Provinsi Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda di Denpasar, Jumat, menyampaikan jumlah anggota KPRK saat ini 300 orang dengan separuhnya merupakan pelaku UMKM.

"Dengan berbagai inovasi dan kreativitas yang telah dilakukan, ketika banyak usaha lain gulung tikar, tetapi kami terbukti masih bisa eksis saat pandemi COVID-19 hingga kini," ujar Tini Gorda saat menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika.

KPRK yang telah berdiri sejak sembilan tahun lalu, aktif melakukan kegiatan pendampingan dan pelatihan kepada para anggota, selain juga mengikuti berbagai pameran.

Pelaku UMKM yang menjadi anggota KPRK, ada yang bergerak dalam usaha kuliner, kerajinan, fesyen, produk herbal dan usaha lainnya serta juga menyediakan jasa event organizer (penyelenggara acara).

Produk yang dihasilkan anggota KPRK tak hanya mengisi pasar lokal, namun juga sudah ada yang tembus pasar ekspor. Selain itu pengurus dan anggota KPRK yang juga merupakan akademisi turut melakukan pendampingan pada sejumlah desa wisata.

Anggota KPRK yang bergerak di usaha kuliner juga dilatih memproduksi pangan yang sehat dan sekaligus bisa memberdayakan warga di sekitar dan menjaga kelestarian lingkungan.

"Kami akui, belum bisa maksimal terkait perluasan akses pasar di luar Bali. Selain itu, ketika pasar diperluas, tentu kami membutuhkan penguatan dari sisi regulasinya," kata Tini Gorda yang juga akademisi di Universitas Pendidikan Nasional itu.

Pihaknya berharap dukungan Mangku Pastika dapat menyambungkan dengan kementerian terkait untuk penguatan akses pasar para pelaku UMKM di Bali, khususnya lagi pelaku UMKM dari kalangan perempuan serta regulasi pendukungnya.

"Kehadiran kami tidak hanya ingin mencerdaskan kaum perempuan, tetapi juga mereka dapat mensejahterakan keluarga. Pengurus dan pengelola KPRK harus perempuan, sedangkan anggota kami boleh kaum laki-laki karena prinsipnya yang ramah keluarga," ucap Tini Gorda yang sebelumnya merupakan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Bali itu.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika berterima kasih atas upaya yang telah dilakukan Koperasi Perempuan Ramah Keluarga dalam memberdayakan para perempuan Bali, sekaligus dapat memberikan kesejahteraan bagi keluarga.

"Bukan hanya slogan, bukan hanya filosofi, tetapi telah melakukan karya nyata, sudah membumi, sudah mampu menggerakkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Terlebih didasari dengan hati yang tulus," kata mantan Gubernur Bali dua periode itu.

KPRK, lanjut Pastika, tidak saja berorientasi keuntungan pada satu dua orang saja, namun bisa memberikan kesejahteraan, dan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan.

"Itu nilainya yang luar biasa dengan keberpihakan pada kaum perempuan. Intinya bagaimana mencerdaskan kaum perempuan sehingga tidak lagi menjadi objek eksploitasi. Ini gerakan luar biasa, sudah dipraktikkan dan sudah menghasilkan, sudah membuat perempuan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai cobaan," ucapnya.

Bahkan, saat pandemi COVID-19 bisa tetap eksis dan berkreasi lebih luas lagi dan bisa berlanjut sampai sekarang.

Terkait dengan upaya memperluas pasar, Pastika mengatakan pelaku UMKM harus melakukan pemetaan apa yang menjadi kebutuhan pasar sedangkan segmentasi pasar yang berpengaruh besar di era saat ini yaitu youth (generasi muda), women (perempuan) dan netizen (para pengguna internet).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika berfoto dengan perwakilan pengurus Koperasi Perempuan Ramah Keluarga Provinsi Bali dalam kegiatan resesnya di Denpasar, Jumat (16/2/2024). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.


 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024