Pemerintah Kota Denpasar, Bali, optimistis dapat menurunkan prevalensi stunting di kota itu hingga mencapai target pada angka 4 persen di 2024.
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Kamis, mengatakan Pemerintah Kota Denpasar terus berkomitmen dalam menurunkan angka stunting.
"Terbukti dalam tiga tahun terakhir, Denpasar terus mengalami penurunan stunting, yang semula 14,48 persen pada tahun 2020, turun menjadi 9 persen pada tahun 2021," ujarnya saat membuka Rembuk Stunting Kota Denpasar.
Selanjutnya pada 2022 turun menjadi 5,5 persen. Sedangkan tahun 2023 hasilnya belum dipublikasikan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Kegiatan rembuk stunting diikuti jajaran Dinas Kesehatan, Satgas Stunting, camat, perbekel (kepala desa), lurah, Kepala UPTD Puskesmas, dan kader pembangunan manusia se Kota Denpasar.
Baca juga: PKK Denpasar serahkan bantuan pangan balita untuk cegah stunting
Rembuk stunting digelar untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan stunting dilakukan secara terintegrasi, antara perangkat daerah selaku penanggungjawab layanan dengan sektor atau lembaga nonpemerintah.
Dalam rembuk stunting juga dilakukan penandatangan komitmen bersama dalam menurunkan stunting di Kota Denpasar.
Arya Wibawa mengucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan, Ketua Tim Penggerak PKK, lembaga adat, kader pembangunan manusia, para pengusaha dan semua pihak yang telah bekerja sama untuk menurunkan kasus stunting.
Sementara itu, Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Denpasar I Putu Wisnu Kusuma Wijaya berharap melalui rembuk stunting dapat menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2025.
Baca juga: Bali United salurkan bantuan makanan cegah stunting di Gianyar
Selanjutnya rencana kegiatan tersebut dimuat dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) dan rencana kerja perangkat daerah.
"Melalui pelaksanaan program dan kegiatan diharapkan target indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia dua tahun dapat tercapai," ujarnya.
Hal ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar, kata Wisnu Kusuma Wijaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Kamis, mengatakan Pemerintah Kota Denpasar terus berkomitmen dalam menurunkan angka stunting.
"Terbukti dalam tiga tahun terakhir, Denpasar terus mengalami penurunan stunting, yang semula 14,48 persen pada tahun 2020, turun menjadi 9 persen pada tahun 2021," ujarnya saat membuka Rembuk Stunting Kota Denpasar.
Selanjutnya pada 2022 turun menjadi 5,5 persen. Sedangkan tahun 2023 hasilnya belum dipublikasikan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Kegiatan rembuk stunting diikuti jajaran Dinas Kesehatan, Satgas Stunting, camat, perbekel (kepala desa), lurah, Kepala UPTD Puskesmas, dan kader pembangunan manusia se Kota Denpasar.
Baca juga: PKK Denpasar serahkan bantuan pangan balita untuk cegah stunting
Rembuk stunting digelar untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan stunting dilakukan secara terintegrasi, antara perangkat daerah selaku penanggungjawab layanan dengan sektor atau lembaga nonpemerintah.
Dalam rembuk stunting juga dilakukan penandatangan komitmen bersama dalam menurunkan stunting di Kota Denpasar.
Arya Wibawa mengucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat kota, kecamatan dan desa/kelurahan, Ketua Tim Penggerak PKK, lembaga adat, kader pembangunan manusia, para pengusaha dan semua pihak yang telah bekerja sama untuk menurunkan kasus stunting.
Sementara itu, Kepala Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Denpasar I Putu Wisnu Kusuma Wijaya berharap melalui rembuk stunting dapat menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2025.
Baca juga: Bali United salurkan bantuan makanan cegah stunting di Gianyar
Selanjutnya rencana kegiatan tersebut dimuat dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) dan rencana kerja perangkat daerah.
"Melalui pelaksanaan program dan kegiatan diharapkan target indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia dua tahun dapat tercapai," ujarnya.
Hal ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar, kata Wisnu Kusuma Wijaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024