Klub sepak bola Bali United menyalurkan bantuan berupa produk makanan untuk membantu meningkatkan gizi balita guna menekan stunting atau tengkes di Kabupaten Gianyar.
“Sejak mereka balita harus diperhatikan gizinya agar tumbuh kembang anak itu baik,” kata Pemilik Bali United Pieter Tanuri di Gianyar, Bali, Senin.
Klub dengan julukan Serdadu Tridatu itu menyalurkan makanan kemasan 16.572 produk kepada 1.381 balita sehat berusia enam hingga 12 bulan untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan mendatang.
Produk makanan itu berupa bubuk gizi lengkap yang terbuat dari bahan alami yang diperkaya nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan balita.
Ia memastikan produk makanan itu tidak mengandung gula dan garam serta tidak berbahan pengawet atau penguat rasa.
Baca juga: Bank BPD Bali kerahkan CSR bantu upaya mencegah stunting
Produk makanan itu diterima langsung oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Gianyar I Ketut Pasek Lanang Sadia.
Rencananya, Pemerintah Kabupaten Gianyar menyerahkan produk tersebut kepada balita yang tersebar di tujuh Kecamatan dijadwalkan pada 5-25 Maret 2024.
Sebaran bantuan itu rencananya diberikan di Kecamatan Blahbatuh, Sukawati, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang, dan Payangan.
Nantinya satu balita akan ditimbang lebih dulu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar untuk menerima enam bungkus produk Little Joy selama satu bulan.
Setelah mengkonsumsi produk tersebut, pada bulan berikutnya akan ditimbang kembali untuk melihat perkembangan dari balita.
Baca juga: PKK Denpasar serahkan bantuan pangan balita untuk cegah stunting
“Bali United yang selama ini peduli di bidang olahraga, ternyata juga sangat peduli terhadap perkembangan balita agar terhindar dari stunting,” ucap Lanang Sadia.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, status gizi balita stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen.
Jumlah sampel yang diambil yakni 334.848 bayi dan balita di 486 kabupaten/kota di 33 provinsi di tanah air.
Dari data tersebut, Provinsi Bali memiliki prevalensi balita stunting paling rendah di seluruh Indonesia yakni delapan persen.
Apabila dirinci per kabupaten, Kabupaten Jembrana memiliki prevalensi stunting paling tinggi yakni 14,2 persen dan terendah di Kota Denpasar sebesar 5,5 persen.
Sedangkan prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar mencapai 6,3 persen.
Pemerintah menerapkan 11 intervensi spesifik stunting yang difokuskan kepada masa sebelum kelahiran dan anak usia enam hingga 23 bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024