Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap target indeks pembangunan pemuda (IPP) 57,67 yang ditetapkan untuk tahun 2024 bisa tercapai.
Berdasarkan laporan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), IPP tahun 2022 yang mencapai 55,33 atau meningkat dua poin dibandingkan IPP tahun 2021.
“Saya minta capaian ini terus ditingkatkan, sehingga terjadi IPP yang kita harapkan yaitu 57,67 pada tahun 2024,” kata Wapres Ma’ruf Amin ketika memimpin Rapat Tingkat Menteri tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan di Jakarta, Kamis.
Untuk mencapai target tersebut, Ma’ruf meminta kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah (pemda) melakukan langkah-langkah percepatan pelaksanaan program kegiatan penyelenggaraan pelayanan kepemudaan serta dukungan anggaran yang memadai.
Wapres pun mendukung kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang sedang menyusun rujukan untuk memudahkan pemda dalam membuat rencana aksi daerah masing-masing.
“Dan saya minta agar penyusunan rujukan tersebut dipercepat penyelesaiannya, sehingga dapat digunakan pada awal tahun 2024,” tutur dia.
Dalam kesempatan ini, Wapres Ma’ruf mengingatkan agar dinamika dan implikasi pemilu 2024 jangan sampai mengganggu pelaksanaan program pelayanan kepemudaan.
“Jangan sampai pemilu/pilkada ini membuat program ini tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Kita (harus) ingat bahwa masalah pemuda ini menjadi sangat penting untuk kita bina dan kita arahkan sesuai dengan target yang akan kita capai,” kata dia.
Kemenpora sebelumnya melaporkan kenaikan IPP tahun 2022 bisa menjadi modal menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Ini bisa jadi modal luar biasa kita mengoptimalkan bonus demografi dengan pemuda unggul menyongsong Indonesia Emas 2045. Kita songsong dengan penuh optimisme," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh dalam keterangan di Jakarta, September lalu.
IPP merupakan indeks komposit yang memberikan gambaran terhadap tiga lapisan domain pembangunan pemuda.
Dalam dokumen IPP tersebut, kata Niam, domain pendidikan menyumbang angka tertinggi yaitu 70, akan tetapi stagnan dalam tiga tahun terakhir.
Sementara domain kesehatan dan kesejahteraan terus mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir, tahun 2020 angkanya 55, 2021 sebesar 60, dan tahun 2022 sebesar 65.
Menurut dia, kenaikan ini atas hasil intervensi kebijakan Kemenpora dalam berbagai program kepemudaan.
Program-program tersebut yakni pendidikan kepemimpinan pemuda dalam rumah tangga, program yang difokuskan pada penguatan kesehatan reproduksi pemuda, isu pengasuhan dan perlindungan anak, pencegahan stunting, hukum perkawinan, dan perencanaan keuangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024