Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) dengan 51 negara partisipan mewakili sekitar sepertiga wilayah laut dunia sehingga berpotensi memiliki kekuatan besar di tataran global.
“Kalau 51 negara itu bersuara dengan cakupan yang besar di dalam forum internasional contohnya PBB, tentunya didengar,” kata Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marvas) Sora Lokita di sela KTT AIS Forum 2023 di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Negara partisipan itu berada membentang di wilayah Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik.
Tak hanya negara maju, negara yang berkembang hingga kategori belum berkembang, duduk dalam satu wadah untuk membahas tantangan dan potensi isu kelautan masa depan.
Baca juga: Indonesia ajak negara peserta AIS Forum untuk bekerja sama hadapi tantangan global
Sementara itu, dari segi potensi ekonomi dari wilayah laut yang luas tersebut, lanjut dia, juga tergolong besar apabila dimanfaatkan melalui ekonomi biru.
Melalui AIS Forum, potensi ekonomi biru dapat dieksplorasi lebih sembari dilakukan peningkatan kapasitas di negara pulau dan kepulauan.
Untuk itu, forum yang dibentuk di Indonesia melalui Deklarasi Manado pada 1 November 2018 itu menggalang kerja sama agar negara yang maju dan memiliki pengalaman dapat saling membantu negara lain di AIS Forum.
“Banyak negara belum terlalu melihat laut seperti di Madagaskar. Mereka belum memiliki fasilitas penyimpanan atau pengelolaan ikan dan itu semua tentang pola pikir dan masalah waktu untuk menjadi kekuatan ekonomi besar masa depan, itu sebabnya AIS Forum membuat kolaborasi,” katanya.
Peran Forum Negara Pulau dan Kepulauan itu diperkuat melalui KTT AIS Forum 2023 sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif serta sebagai wadah gotong royong dalam mendorong agenda masa depan yakni tata kelola laut global.
Baca juga: AIS Forum gandeng para ilmuwan cari inovasi tangani isu kelautan
KTT AIS Forum 2023 merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023