Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) menggandeng para ilmuwan untuk mencari inovasi dalam menangani isu kelautan.

“Konferensi ini penting karena menjadi tempat pembelajaran, pertukaran ide, dan berbagi inovasi terkait masalah krusial yang dihadapi oleh laut dan masa depan sebuah negara kepulauan,” kata Kepala Sekretariat AIS Forum Riny Modaso di sela KTT AIS Forum 2023 di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Ada sebanyak 22 peneliti dari negara-negara AIS Forum menampilkan penelitian dan pengembangan terkait isu-isu strategis termasuk inovasi bioteknologi kelautan, perikanan berkelanjutan dan akuakultur, laut dan teknologi, serta ekonomi biru.

“Ini menjadi wadah untuk menunjukkan cara ilmu pengetahuan berkontribusi terhadap perlindungan dan pelestarian ekosistem laut di masa depan,” imbuhnya.

Di bawah AIS Forum, lahir sejumlah inovasi pemberdayaan dengan memanfaatkan aplikasi digital untuk pemantauan kesehatan mangrove (MonMang), konversi karbon padang lamun (SCC) dan juga pengembangan alat pemantauan kondisi kesehatan lautan, yakni Advanced Drifter GPS Oceanography (ARHEA).

Sebagai bagian kebersamaan, penemuan inovasi itu pun tak hanya dinikmati sendiri tapi dikenalkan kepada otoritas pesisir negara lain, misalnya aplikasi MonMang di Suva, Fiji untuk diujicobakan memantau lahan mangrove.

Selain di Fiji, inovasi MonMang itu juga digunakan di Jerman, Jepang, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara lainnya.

Di sisi lain, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) sudah meneken kerja sama kemitraan terkait tata kelola laut dengan Universitas Toliara, Madagaskar.

Kerja sama itu di antaranya untuk berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas implementasi teknologi dan inovasi di antaranya pengembangan rumpon yang masih tergolong baru di negara itu.

Selain itu, memperkuat keterampilan masyarakat nelayan di pesisir timur benua Afrika itu terutama pengembangan ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.

Diharapkan pengelolaan nilai tambah laut lebih berkelanjutan dan inklusif karena pengembangan sosial ekonomi masyarakat harus terus ditingkatkan guna menghadapi tantangan perubahan iklim.

AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.

KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif serta sebagai wadah gotong royong dalam mendorong agenda masa depan, yakni tata kelola laut global.
 


Baca juga: AIS Forum fasilitasi negara pulau dan kepulauan untuk mampu mandiri

Baca juga: IPB-Unpad kerja sama tata kelola laut dengan kampus Madagaskar

Baca juga: Menpora tekankan pentingnya anak muda AIS Forum garap sektor maritim

Baca juga: Negara peserta AIS Forum tertarik terapkan ekonomi biru yang diinisiasi Indonesia

Baca juga: Artikel - Menguatkan solidaritas di AIS Forum

Baca juga: KTT AIS Forum 2023 digelar agar suara negara kepulauan dapat didengar
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023